Lihat ke Halaman Asli

Siapapun Bisa Jadi Pemimpin

Diperbarui: 30 November 2021   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada suatu kesempatan, Griffin dan Ebert (1999, h. 228) mengatakan bahwa kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemudian, ada suatu pernyataan lain yang diungkapkan oleh Ivancevich, Konopaske, dan Matteson (2005, h. 492) bahwa kepemimpinan adalah as the process of influencing others to facilitate the attainment of organizationally relevant goals. Atas dasar definisi tersebut, setiap individu tidak diharuskan untuk menjadi pemimpin formal dalam suatu organisasi, namun dapat juga menjadi pemimpin informal untuk memimpin orang lain sebagai pengikutnya dalam suatu kelompok.

Kepemimpinan menurut KBBI diambil dari kata dasar pimpin, bermakna: cara memimpin. Menurut ahli, kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi cara berpikir seseorang sehingga perlu mengambil tindakan tegas dan bertanggung jawab. Dalam konteks luas, kepemimpinan erat kaitannya dengan  penugasan yang diberikan seorang pemimpin kepada bawahannya. Mereka yang bekerja sebagai bawahan wajib untuk patuh dan taat pada perintah atasan, dengan segenap konsekuensi yang melekat. 

Contoh sederhananya yaitu tentang sebuah tim kesebelasan. Di satu sisi, sebagai seorang pelatih maupun ketua tim sepak bola secara internal, harus dapat memahami kelebihan dan kekurangan anggota timnya sebagai pengikutnya, sehingga dapat menentukan peran dan strategi yang harus diberikan kepada setiap pengikutnya sebagai anggota tim sepakbola tersebut. Di lain pihak, secara eksternal seorang pelatih ataupun ketua tim harus dapat mempengaruhi, mendukung, dan memotivasi setiap pengikutnya sebagai anggota timnya agar mau menjadi mitra bermainnya secara baik. Situasi tersebut diharapkan dapat memperlancar ataupun membantu tugas-tugas pelatih ataupun ketua tim dalam membina tim kesebelasan mereka. Semua itu dilakukan untuk mendukung tim kesebelasannya dalam mencapai tujuan mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Untuk dapat mengatasi permasalahan yang terkait dengan situasi internal dan eksternal tersebut, pelatih maupun ketua tim harus bertindak sebagai pemimpin yang dapat memberi arah dan motivasi yang konstruktif kepada setiap anggota timnya. Dia juga harus mampu bekerja secara professional dn memiliki keterampilan interpersonal atau komunikatif serta strategi untuk mempertahankan dan menyerang lawan.

Beberapa orang juga menyatakan bahwa kepemimpinan tidak dapat dipelajari di sekolah formal, dan menyatakan bahwa kepemimpinan hanya dapat dipelajari melalui pengalaman di kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya, kedua hal saling melengkapi satu sama lain. Pembelajaran dan pelatihan tertentu dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk menarik pelajaran penting tentang kepemimpinan lewat pengalaman.

Kepemimpinan memang bukan sesuatu yang bersifat rahasia saat ini. Pasalnya, di zaman modern seperti sekarang, semua orang sudah memiliki peluang yang sama untuk menjadi pemimpin. Bahkan tidak jarang kita sering menyaksikan adanya acara-acara untuk melatih kepemimpinan. Hal itu karena kita meyakini bahwa kemampuan memimpin tidak dimonopoli oleh orang-orang tertentu saja. Siapapun bisa menjadi seorang pemimpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline