Lihat ke Halaman Asli

Solusi Itu Masalah, Loh...

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hidup itu masalah. Jika kau memiliki masalah, maka kamu hidup. Masalah itu nagian dari hidup. Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang sering kita dengar mengenai masalah dalam hidup. Bagi kebanyakan orang menganggap bahwa hidup tidak akan pernah lepas dari masalah, sekalipun suatu ketika kita merasa tidak memiliki masalah maka sebenarnya saat itu pula kita mendapatkan masalah. Kenapa? Karena seseorang tanpa masalah, ia akan stagnan, tidak mendapatkan pelajaran, atau sebenarnya masalah ada dalam anggapan ‘ketiadann masalah’ yang ia persepsikan.

Jika semua orang sudah sepakat bahwa dalam hidup masalah itu sudah biasa, maka hal penting selanjutnya adalah bagaimana kita menyelesaikan masalah tersebut.  Dalam menyelesaikann masalah, terdapat beberapa langkah yang dapat kita lakukan:

Pertama,  penyusunan data. Maksudnya adalah kita perlu menyusun kembali apakah masalah sebenarnya yang kita hadapi. Seperti  mengetahui hal-hal yang menyangkut masalah itu, serta apa saja yang menjadi penyebab munculnya masalah tersebut. Kedua, mencari alternative-alternatif sebanyak mungkin yang kita dapatkan. Semakin banyak alternative yang kita miliki, semakin banyak pula persentase kita untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Namun, beberapa alternatife kadang bukanlah sesuatu yang dapat kita munculkan sendiri, hal itu dikarenakan alternative lebih sering kita temukan dari keadaan atau situasi yang mendukung kita. Contohnya, dua orang remaja ingin melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang universitas. Mereka sama-sama memiliki masalah kendala biaya. Remaja pertama berasal dari keluarga petani jagung, kebetulan sedang musim hujan dan dia tidak bisa mengandalkan uang hasil penjualan ladangnya. Namun, karena ia memiliki tubuh yang sehat dan kuat, ia kemudian memutuskan untuk mencari kerja dan mendapatkan uang yang ia butuhkan.

Remaja kedua adalah keponakan dari gubernur di kotanya. Ia berinisiatif untuk meminjam uang pada pamannya. Karena sang paman adalah orang yang sangat peduli terhadap pendidikan keluarganya, maka ia memunculkan solusi tersebut. Begitula, bagaimana sebuah keadaan individu yang berkaitan dengan orang lain dapat menjadi pendukung kita dalam memunculkan ragam solusi. Namun, semakin sulit keadaan yang menghimpit, kita akan semakin ditekan untuk lebih kreatif dan teliti dalam mencari solusi atau jalan keluar. Nilai positif dari hal itu ialah seseorang akan semakin pandai dan terasah, memiliki banyak pengalaman, pelajaran, serta pemikiran yang luas.

Remaja pertama, ketika ia memutuskan untuk mencari kerja maka ia juga memiliki kesempatan untuk mengasah potensinya, memiliki pengalam serta teman-teman baru. Sedangkan remaja kedua yang memiliki solusi lebih mudah, ia hanya mendapatkan solusi dari kendala keuangan namun secara objektif solusinya yang mudah tidak memiliki efek lebih seperti solusi yang dimiliki remaja pertama. Hal itu menunjukkan bahwa tekadang semakin sulit solusi, semakin banyak hal yang bisa kita pelajari di dalamnnya. Oleh sebab itulah, ketika kita mendapatkan solusi yang lebih sulit dari pada solusi yang dimiliki orang lain, sebaiknya kita tidak focus memikirkan ketidak beruntungan kita, namun lebih pada apa sajakah yang bisa kita dapatkan dari solusi tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa cara kita menmandang dan memunculkan solusi dari suatu masalah adalah sebuah masalah tersendiri.^_^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline