“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman". (Q.S. Hud/11: 120).
Seseorang yang mengetahui makna dan manfaat (sesuatu), ia tidak akan diam (cuek) apalagi menyia-nyiakan (sesuatu tersebut). Di saat ia dihadapkan pada sesuatu yang lain maka ia akan berusaha keras membandingkan makna dan manfaat dari pilihannya tersebut karena tidak mau mendapatkan pilihan yang salah.
Sebagai contoh adalah seseorang yang ditawari pilihan berupa dua benda (berwarna kuning) yaitu emas atau pisang. Sudah jelas ia akan memilih emas dibanding pisang (walau digoda dan dirayu dengan berbagai cara dan alasan) karena pengetahuannya terhadap emas jauh lebih bermakna dari pada pisang. Berbeda dengan makhluk Allah yang lain (yaitu kera), ia tidak akan membandingkan dulu (karena ketidak-tahuan makna dan manfaatnya) sehingga akan otomatis memilih pisang.
Demikianlah gambaran kondisi siapapun. Ia akan merespon dan bergerak sesuai dan sejauh makna serta manfaat yang diketahuinya, tidak lebih dan tidak kurang. Begitupun respon seseorang terhadap Sejarah Nabi dan Rasul (yang Allah sampaikan dalam al-Qur’an). Dia bisa saja antusias dan berusaha keras memahami dan mempelajarinya, namun bisa juga cuek dan diam seribu bahasa tanpa memberikan sinyal positif sedikit pun. Semuanya bergantung atas pengetahuan makna dan manfaat Sejarah Nabi dan Rasul yang dimilikinya.
Makna Sejarah Nabi dan Rasul
Makna Sejarah Nabi dan Rasul bukanlah sejarah biografi tentang seorang tokoh yang menjabat sebagai Nabi atau Rasul. Keliru bila ada yang memahami demikian. Karena dalam Q.S. 48: 28 Allah menyampaikan bahwa tujuan diutusnya Nabi dan Rasul karena ada misi yang harus dijalankan olehnya. Maka, sebanyak dan sebesar apapun bekal dan modal yang dimiliki para Nabi dan Rasul adalah agar misi Nabi dan Rasul ini bisa berjalan dan terlaksana.
Dengan demikian, eksistensi para Nabi dan Rasul tidak boleh sebatas data berisi nama, waktu, tempat, dan data mati lainnya. Melainkan harus berisi gambaran kondisi dan ragam usaha yang dilakukan para Nabi dan Rasul untuk merubah masyarakat (dalam kondisi apapun) agar senantiasa sesuai dengan kehendak dan skenario Allah.
Atas kepentingan itulah maka Allah tidak banyak memunculkan data mati di dalam kalam-Nya namun menginformasikan berbagai hal dan keadaan yang dengannya manusia bisa memotret dan memahami perjalanan hidup yang Allah kehendaki. Atas kepentingan itu, Allah tetapkan bahwa sejarah Nabi dan Rasul adalah suri tauladan yang harus diuswah oleh manusia. Tentunya akan sulit bagi seseorang bila menguswah tanpa tahu manfaatnya.
Manfaat Sejarah Nabi dan Rasul
Dalam Q.S. 11:120 Allah menyampaikan bahwa ada tiga manfaat Sejarah Nabi dan Rasul. Ketiga manfaat itu adalah: 1) sebagai peneguh hati, 2) sebagai pelajaran, 3) sebagai peringatan.
Sejarah Nabi dan Rasul mampu menjadi peneguh hati karena Sejarah Nabi dan Rasul memberikan pengetahuan tentang gambaran keistiqamahan Rasul (dalam menjalani hidup sesuai skenario Allah). Bahkan dunia yang penuh dengan dinamika ini tidak hanya mampu dihadapi dan dijalani oleh Nabi dan Rasul, namun lebih dari itu. Mereka mampu mengisi hidup penuh perjuangan dan kesabaran untuk fokus pada satu tujuan hidup yaitu menggapai ridha-Nya.