Lihat ke Halaman Asli

Usniaty

Publisher

"Pendengaran Baik?", Peringatan Hari Pendengaran Sedunia 2018

Diperbarui: 16 Maret 2018   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Dokumen Pribadi

Seminar dan Workshop Diagnosa dan Tatalaksana Penyakit THT-KL di Era JKN Workshop Cuci Hidung

Dalam rangka hari pendengaran sedunia 2018 dan bakti kesehatan perhati THT-KL, dengan tema "telinga sehat investasi masa depan" dilaksanakan di Auditorium Saokotae,  Jumat 16 Maret 2018.

Hj. Utiasari selaku ketua panitia dalam laporannya menyampaikan seminar dan workshop tentang diagnosa penyakit THT-KL diera JKN,  pembicara sebanyak 10 orang  ahli THT-KL dari departemen ilmu penyakut THT-KL fakultas kedokteran UNHAS,  dihadiri oleh 150 orang dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi seluwu raya dan Toraja,  100 orang perawat,  dan 75 orang bidan. Dimana kegiatan ini kerjasama Komda dengan organisasi profesi PPNI dan IBI.

Seminar awam tentang efek mendengkur pada kesehatan dihadiri kurang lebih 150 orang masyarakat umum. Dan mentoring operasi telinga dilaksanakan besok tanggal 17 Maret 2018 di instalasi bedag sentral RSUD Sawerigading Kota Palopo,  dipersiapkan 7 pasien yang akan di operasi,  pasien berasal dari Mangkutana,  Masamba,  Palopo dan Belopa. Supervisor operasi dokter THT dari pengurus pusat perhati sebanyak 5 orang dari Jakarta.

Pengurus pemerhati sebanyak 5 orang. Sementara itu,  Setda Kota Palopo,  H Jamaluddin dalam hal ini mewakili Penjabat sementara (Pjs) Walikota Palopo,  Andi Arwien S.STP, sekaligus membuka resmi seminar dan workshop tersebut dalam sambutannya menyampaikan bahwa seperti yang diketahui,  menurut organisasi kesehatan dunia,  saat ini diperkirakan ada 360 juta (5, 3%) orang di dunia mengalami gangguan cacat pendengaran,  fakta lain menyatakan bahwa ada sebagian generasi kita yang rentan mengalami gangguan pendengaran dan ketulian,  jika kita segera dicegah bisa menjadi tuli permanen.

Maka dengan kiprah Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran & Ketulian (Komda PGPKT)  Kota Palopo,  makin pro-aktif menyikapinya.  Jika ada masyarakat sekitar kita yang mengalami gangguan pendengaran,  patut mendapatkan perawatan kesehatan yang cepat tertangani dengan baik dan profesional.

Kita berharap bahwa generasi penerus yang menderita gangguan penyakit pendengaran jumlahnya menurun,  dengan kata lain jumlah penderita dapat terus ditekan karena gangguan pendengaran pada anak akan mengakibatkan gangguan komunikasi sehingga dapat menyebabkan gangguan penyerapan ilmu pengetahuan sehingga pada saat dewasa akan sulit bersosialisasi,  seperti contohnya sulit dalam mencari pekerjaan.

Harapan pemerintah semoga seminar yang dilakukan pada hari ini bisa menyentuh masyarakat terutama kepada mereka yang sangat membutuhkan.  

Dilanjutkan dengan penyerahan plakat,  cinderamata dan sertifikat  kepada masing-masing Narasumber/pemateri yang hadir.

Turut hadir Setda Kota Palopo,  Kepala Dinas Kesehatan,  dr Ishaq Iskandar, Kepala Departemen Ilmu Penyakit THT-KL,  Prof. DR. dr. H. Qadar Punagi,  SPT., H., T., K., L (K),  Ketua IDI seluwu Raya dan Toraja,  Direktur RSUD seluwu Raya dan Toraja,  para dokter umum,  dokter spesialis seluwu raya dan Toraja,  peserta seminar dan tamu undangan lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline