Lihat ke Halaman Asli

Usniaty

Publisher

Melewati Subuh yang Bernafas

Diperbarui: 1 Mei 2016   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Menunggu fajar, dari sepenuh asa menggurati pekatnya malam

Hanya tersisa embun - embun yang entah hilangnya tiada terpedulikan

Kecuali peduli para penikmat bahasa alam yang hanya segelintir orang 

Dan para penikmat bahasa alam itu dianggap orang kuno tak menyegarkan

Ceritanya....

Menunggu fajar itu syahdu

Terbuai suasana hening yang begitu damai

Berjuta - juta kali dituliskan

Entah seperti apa subuh itu di hati - hati yang kering kerontang

Yang sama sekali tidak bergeming Melihat situasi sekelilingnya,.

Dan sekarang ini..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline