Popularitas tinggi dan elektabilitas tinggi memang sangat dibutuhkan TAPI belum menjadi jaminan keterpilihan seseorang.
Ibaratnya popularitas dan elektabilitas tinggi seperti BUIH di lautan yang kelihatan " besar" tapi dengan mudahnya diombang ambingkan oleh gelombang..
Sebagai seorang " politisi" puluhan tahun yang kenyang makan " garam" jelas Prabowo Subianto sangat memahami hal tersebut.
Banyak variabel keterpilihan seseorang, diantaranya adanya " Restu" dari para pemangku kepentingan.
Para pemangku kepentingan tersebut bisa dari kalangan pengusaha baik dari dalam negeri maupun luar negeri tapi punya usaha di Indonesia, maupun dari pihak negara lain seperti Amerika Serikat cs dan RRC cs.
Bagaimana bisa meyakinkan kepada kelompok pengusaha dan negara sahabat (Amerika Serikat cs dan RRC cs) bahwa kepentingan mereka bisa diakomodir dan disaat yang bersamaan cita cita politik Prabowo Subianto untuk Indonesia yang lebih baik tercapai jelas membutuhkan kemampuan untuk berdiplomasi.
Indonesia yang aman, iklim investasi yang sangat kondusif, kebutuhan minimal masyarakat terpenuhi adalah contoh minimal untuk bisa mengakomodir beragam kepentingan.
Pada titik inilah Prabowo Subianto berusaha keras untuk meyakinkan para pemangku kepentingan terkhusus para pengusaha, negara sahabat dan elite politik lokal agar bisa dapat dukungan.
Bisa jadi pengalaman politik Prabowo Subianto merupakan nilai " LEBIH" dibanding calon potensial yang lainnya (Anies Baswedan, Ganjar Pranowo) sehingga Prabowo Subianto lebih " diminati".
Mengapa? karena untuk Indonesia kedepannya perlu kepemimpinan kolektif kolegial yang efektif dan efisien sehingga negara bisa dikelola secara lebih baik, lebih profesional dan yang paling penting adalah terciptanya stabilitas politik stabilitas ekonomi dan stabilitas keamanan sehingga iklim investasi di Indonesia makin kondusif.
Untuk hal tersebut diatas bisa dikatakan bahwa Prabowo Subianto lah AHLINYA.