Pejabat tinggi kena kasus hukum bukan hal yang baru,dulu ketua KPK juga kena kasus hukum atas tuduhan sebagai otak atas tewasnya Andi Nazaruddin,lengkap dengan kisah asmara "terlarang" yang mewarnai peristiwa tersebut.bertahun tahun peristiwa menghebohkan tersebut belum lenyap hingga sekarang.
Petinggi PKS Luthfi Hasan Ishak juga kena kasus sapi import,tidak ada kerugian negara,cuma dituduh ter terima duit dari pengusaha,padahal faktanya yang terima duit orang lain.
Benang merah dari kasus tersebut dengan Setnov adalah nuansa politiknya tinggi sekali,dampak politiknya juga tinggi,PAK jadi anjlok,Golkar anjlok,KPK ketakutan ,takut "dikriminalisasi"
Bahasa yang keluar dari tiga kasus tersebut juga normatif,relatif sama yaitu tidak ada unsur politik,murni kasus hukum.
Bagi yang beranggapan kasus Setnov adalah murni pribadi Setnov,berarti juga kasus Antasari Ashar dan kasus Luthfi Hasan Ishak juga murni pribadi ybs.
Apa untungnya Setnov dikorbankan,seandainya Setnov bukan ketua DPR,Setnov bukan ketua GOLKAR akankah Setnov jadi terdakwa lewat proses "sim salabim"???.
Yang jelas disamping Setnov hancur,citra DPR hancur,GOLKAR terpuruk disalip GERINDRA,bisa saja GOLKAR ter eliminasi masuk dalam lima Partai besar.
Bisa saja GOLKAR jadi Partai Gurem,bisanya cuma bikin gatal,dibenci disana sini....lalu tiada arti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H