Lihat ke Halaman Asli

Catatan Hati Seorang Sales

Diperbarui: 6 Juli 2015   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau seorang istri saja punya sebuah catatan  (CHSI :   Asma Nadia) maka saya yakin semua sales mempunyai sebuah catatan masing –masing,

Dunia sales dunia yg aneh, atau mengutip  jokenya  pak Dedy Budiman ( Founder KOMISI : komunitas sales Indonesia)  “ sales itu tidak akan terkena serangan jantung karena hampir setiap hari jantungan dikejar target”

Menjadi seorang memang sales harus penuh dengan “kesabaran dan keikhlasan” dalam menghadapi tantangan  baik internal maupun eksternal, tantangan eksternal kita semua sudah faham seperti apa, tapi dalam menghadapi tantangan internal memang perlu mempunyai kesabaran dan keikhlasan tingkat tinggi.

Saya yakin semua  Salesman mengharapakan   insentif atau reward jika target yg dipasang oleh management tercapai, karena insentif bagi seorang sales ibarat darah, seorang sales jika hanya mengandalkan pendapatan gaji pokok saja, maka bisa saja biaya hidupnya menjadi minus, jangankan untuk memberi nafkah lebih buat keluarga, untuk operasionalnya pun bisa kurang.

Saya teringat dengan pengalaman saya sekitar tiga tahun lalu,  Pada saat itu perusahan tempat saya bekerja mengakusisi produk baru, seperti biasa team marketing dan management akan terus melakukan berbagai cara untuk menaikan branding produk, selain itu semua sales force akan dibekali training dengan product knowledge tidak tanggung tanggung langsung mendatangkan principal dari negara lain dimana produk tersebut dibuat.

Hal yg sering tidak disadari oleh management perusahaan biasanya jika mempunyai produk baru maka akan diumbar nilai faktor insetif, bonus atau reward apapun karena diharapkan semua sales force akan berlomba-lomba dan semangat untuk menjual produk baru tersebut. Tetapi jika branding produk tersebut sudah naik dan laku di pasaran , mereka akan lupa dengan janji-janjinya, karena memang yg namanya insentif atau reward adalah sebuah kebijakan perusahaan yg sewaktu waktu bisa dirubah sesuai kepentingan perusahaan.

Pada saat itu management perusahaan saya mengumumkan dalam waktu 3 bulan bahwa barang siapa yg menjual pertama  dan mendapat  5 ( lima ) customer pertama membeli produk baru tersebut akan diberikan reward tambahan  sebuah gadget hanphone teranyar waktu itu seharga  Rp.7 jutaan. Seperti biasanya saya antusias menyambut tantangan tersebut, buat saya adalah ajang untuk menguji kemampuan  skill selling saya. Sepulang kantor dengan antusias saya ceritakan hal tersebut kepada istri saya, “sayang kamu mau Handpone baru brand XX,..tenang ...doakan saja  “Arjuna” mu ini bisa menjual produk baru dari kantor ke 5 customer” begitu kira-kira.

Teman  salesgirl  berhasil menjual ke pembeli pertama dan mendapat reward tersebut sesuai yg dijanjikan, harapan saya tinggal  1 (satu) harus mendapat 5 customer pertama. Akhirnya dengan segala usaha saya berhasil closing dan mendapat PO dari   5 (lima) customer pertama tersebut dan tidak tanggung-tangung amountnya  sekitar 2M. Kabar baik ini langsung saya bawa kerumah saya ceritakan kepada sang istri, dengan senang hati sang istri menyambut,  bersyukur berharap akan mendapat handphone yg dijanjikan.

Tiga bulan sudah terlewati,  setiap minggu meeting tidak juga diumukan pemenang  kedua tersebut yaitu saya, dalam benak saya  “ ah..mungkin masih sibuk si Boss  “ , makin lama makin tidak terdengar gong produk baru tersebut karena sudah laku dipasaran , tinggallah  nasib saya setiap pulang kantor ditanya istri, “..mana..hanphonenya....? saya hanya bisa jawab, ..” belum kali ..masih sibuk  boss nya “.

Akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya tentang hal tersebut kepada Boss Saya,..dan jawabannya  dengan entengnya “ ..man,..elo khan  udah dapet insentif,..untuk handphone saya cancel, karena customernya bayar TOP nya 30 hari,..” ...Zderrrrrr,, dengan hati kecewa saya sampaikan kabar tersebut ke istri saya,...istri saya hanya Bilang  ‘..biarlah bukan rezeki..nanti kalau bekerja lilahi ta’ala saja ....gk usah ngarepin reward ,...kalau gk ditulis dan pakai materi 6000 anggap saja angin lalu,...”.hehhehehee.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline