Lihat ke Halaman Asli

Usman D. Ganggang

Dosen dan penulis

Seminggu Menikmati Panorama NTT, Bali, dan NTB

Diperbarui: 27 Juni 2016   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Sebuah Catatan Perjalanan)

 

Meski hanya sebagian dari tiga wilayah provinsi, saya kunjungi, tokh,hasilnya luar biasa. Setidaknya, panorama yang mempesona di tiga provinsi ini,bagiku dapat menghadirkan decak kagum,"Indonesia-ku kaya potensipariwisatanya

 Subuh, Jumaat (17/6), penulis dihantar si manis pujaan menujuterminal. Untuk selanjutnya  menuju Sape sebuah kota Kecamatan palingtimur Kab.Bima. "hati-hati di jalan!" begitu pesan berharga yang saya simpan di relung hati terdalam."Terimaksih pesan dan doaini!" balasku setelah senyumnya yang terpasang indah.

 Setelah semua penumpang naik, bus yang kami tumpangi pun melaju cepatmenuju Sape, kota kecamatan ujung timur Pulau Sumbawa. Sejenak, saya teringatcatatan Bung  E L _ FAHRYBIMANTARA . Dia menulis begini: Menilai kemajuansuatu daerah memang membutuhkan banyak parameter yang komprehensif. Tetapisedikit informasi untuk suatu daerah kecamatan Sape Bima NTB yang mulaiberbenah dan bahkan ada opini yang terus berkembang untuk memekarkan dirimenjadi daerah otonom baru.

benhur-tradisi-foto-bimantara-577142b5a3afbd33048b456a.jpg

 Selanjutnya, dia beri catatan kakinya :"Sebagai gambaransingkatan berikut ditampilkan berbagai sudut Kecamatan sape dan sekitarnyadalam gambar. "Moga memberi manfaat informatif sebagai dasar untuk menilaiapakah memang ayak (feasible) untuk menjadi daerah pemekaran baru."harapnya.

 Dalam sekita saya menikmati petanya, terutama untuk soal pemekaranserta potensinya sehingga pantas untuk dimekarkan."Wah, ternyata KecamatanSape, luasnya bukan main! Lalu potensinya, selain kaya objek wisata tentudaerahnya dikenal sebagai daerah bawang yang sudah menduniakesohorannya.!" decakku setelah mentari pagi muncul di ufuk timur.  

 Terlepas dari hal-hal yang dimaksud, saya mencoba menggali soallegenda nama Sape itu. Dan alhamdulillah, ternyata Sape berasal dari kata"sampai". Lalu, "Mengapa sampai kemudian dikenal denganSape?" batinku.

 Seorang teman yang duduk di sampingku menjelaskan, "Sampai disitu maksudnya, bahwa Pulau Sumbawa batasnya sampai di sini. Selebihnya adalahwilayah Manggarai Barat-NTT. Sementara itu, karena kata-kata yang ada di Bimaselalu kata/suku katanya terbuka sehingga konsonan "m" dihilangkandan vokal rangkap "ai" menjadi "e" demi pelancaran ucapan,dan ujungnya dari kata sampai menjadi 'sape'. "Demikianlah sejarahnyahingga sekarang dikenal dengan "Sape", jadi bukan "Sampai", jelasnya.

bima-timur-mesjid-besar-al-munawwarah-sape-bima-ntb-malam-hari-foto-bimantara-jpg-577142e68223bd00048b458d.jpg

 Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya kami pun berangkat bersamaFerry Dewana. Dalam tempo singkat sampailah kami di di sebuah pulau, namanyaGili Banta,. Menurut masyarakat setempat Gili Banta artinya Miring. Sementarabagi orang Manggarai-NTT, gili banta artinya batang kayu yang lapuk sehinggakalau diputar, gampang patah atau hancur.

gili-banta-577145a28223bd3f048b4592.jpg

 Nah, ketika Ferry yang kami tumpangi berada di atas perut laut GiliBanta , saya teringat peristiwa tragis sekitar tahun 1977 di sekiatr Gili Bantaini, yakni sekitar 75 siswa asal Manggarai, tenggelam di sini, dan semuanyatidak ditemukan mayatnya. Menurut cerita, ke-75 mayat itu dibawa arus palunglaut.hingga jazatnta tdk ditemukan lagi. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline