[caption caption="Foto pribadi"][/caption]
Sejumlah 50 orang mahasiswa Akbid Harapan Bunda Bima . Angkatan IX melakukan acara Ucap Janji di depan pimpinan Akbid Harapan Bunda, para dosen, orangtua mahasiswa dan sesama mahasiswa tingkat II dan III di depan Aula Akbid Bima, (5/3/2016).. Dengaen mengucapakan janji ini , berarti langkah awal mahaiswa melakukan kegiatan praktik kebidanan, baik di rumah sakit, Puskesmas, maupun praktek klinik serta di masyarakat.
Begitu usai acara, saya temui seorang mahasiswi yang sedang berdialog dengan temannya.
"Ada apa ya, Pak?" tanyanya ketika menjawab salamku.
"Saya mau wawancara kamu, terkait cita-citamu", balasku.
Dia diam sejenak, kemudian dia buka mulut," Tetap jadi bidan, Pak!" , jawabnya singkat. Iya, maksudku, bagaimana prosesnya, kamu memilih sekolah bidan itu. Menjadi bidan, katanya, adalah cita-citaku sejak kecil. Itulah sebabnya, ketika masuk di dunia pendidikan, "Akhirnya aku memilih AKBID Harapan Bunda", ujarnya ketika ditemui di kampusnya di Bilangan Santi Kota Bima, siang itu.
Gadis manis yang berparas canik ini, kini duduk di Tingkat II.Saya memilih Akbid dengan tujuan,pokok adalah ingin menjadi bidan yang profesional. Menurut aku, bidan adalah tugas mulia demi menyelamatkan dua nyawa. Kemudian bidan memiliki tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk keluaraga saya dan masyarakat.
Selain itu, saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Juga setelah tamat nanti, saya ingin membuka rumah praktek bersalin. Untuk mewujudkan cita-cita ini, saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh,karena saya yakin tugas saya ke depan akan jauh lebih berat dari apa yang saya hadapi saat ini.
Meski saya bercita-cita jadi bidan, tapi saya juga jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Dunia yang satu ini, ternyata dapat memotivasi saya untuk giat menulis laporan atau opini. Karena itu, ketika Majalah Habussalam hadir di Akbid ini, saya menulis sebuah laporan perjalanan saya ke objek wisata Pantai Lariti -Sape..Setelah terbit, saya bangga sekali, karena untuk pertama kalinya saya menulis di majalah.
[caption caption="foto pribadi"]
[/caption]
Saya ingat motivasi Pak , dosen bahasa Indonesia saya yang mengatakan bahwa ,"dengan menulis, kita dapat menuntaskan masalah". Setelah saya cermati pernyataan ini, akhirnya aku cinta pada dunia tulis-menulis. "Buktinya, setelah tulisanku terbit, aku merasa bangga sekali, plong rasanya", akunya sembari menambahkan,"Bukankah Pak, pernah mengatakan bahwa dengan menulis, kita dikenal dunia?"ulangnya.