Lihat ke Halaman Asli

Usman D. Ganggang

Dosen dan penulis

Ketika Sepi Diredam dalam Pusara Air Mata

Diperbarui: 5 Februari 2016   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(buat wetaku Vani Dulmin yang lagi rindu)

Jika rembulan terselimut awan
kesunyian akan datang tanpa diundang
apalagi kini pada penggalan musim dureng*)
tanpa diminta akan memungut memori
dari halaman sunyi terajam rindu tak tertahan

Jika hari ini kau menangis lantaran sepi mencekam
itu artinya selangkah tingkalkan sunyi
sepimu diredam indah dalam pusara airmata
sebentar kau pasang senyum pada bibir bersamanya
karena dialog-dialog itu kembali

Meski bulan masih terselimut awan
lagi dingin kian meronta
pungutlah kembali dialogmu dari sauh kesenyapan
maka bulan dalam hatimu kian bersinar dari pusara airmata
dan esok pagi, mentari semakin berpijar
lalu kembang jagung seputar rumah selalu menggoda
kau pun semakin tegar

Kota Kesultanan Bima, awal Feb.2016

Catatan : dureng= musim hujan yang lama, dan lumpur pun setinggi lutut. Dan ketika malam datang, 'tung' (sejenis katak) akan bernyanyi, "tung teng paki tali tung teng; . weta = saudara perempuan

*Foto Dokumen Pribadi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline