Senja itu, hujan rintik-rintik. Akhirnya, kami urungkan niat untuk berklinong-ria mengitari kota. Si cantik manis di sampingku, duduk terpaku menunggu hujan redah. Sementara itu, mulutku, diam, sebab dunhill tinggal sebatang. Itu sebanya, kusuruh di cantik-manisku untuk membeli dunhill di kios depan rumah. "Kamu beli rokok untuk ayah,apalagi hujan masih belum berhenti nih!"
(foto : usman d.ganggang)
Si cantik-manis pun segera pergi. Dan sekembali dari kios, dia bertanya,
"Ayah , bolehkah aku cari temus?" curhat anak gadisku
"Apa itu, temus?" tanyaku kurang paham
"Ah, ayah itu, katanya tekuni ilmu bahasa, malah tdk paham akronim", pancingnya
sembari menjawab sendiri, "Teman khusus,maksudnya, ayah, hehehe..."
Karena ia butuhkan jawaban , akhirnya kujawab, kamu kini mahasiswa. Itu artinya, sudah dapat menilai, mana yang baik, mana pula yang tidak baik.
"Jadi, boleh 'kan ayah?"
Haem..., kan ayah sdh jawab,"Kalau sudah disebut mahasiswa, itu artinyaa sudah dapat memilah untuk memilih",
"Iya, iya ayah", ujarnya sambil pasang senyum
Terimaksih ananda kalau sudah paham. Tapi, tunggu dulu,masih ada yang ayah sampaikan," Kamu boleh punya pacar, tapi jangan berpacaran!"
Iya, paham ayah! Terimaksih, kali ini, aku katakan, "Siapa dulu ayahnya?"
Hehehe...., pasti tuh, ada mau. "uang saku 'kan? Pasalnya, selama ini, selalu kamu berujar,"Siapa dulu, ibunya?"
(foto : usman d.ganggang)
"Kamu anak yang cerdas!" pujiku
Dan, akhirnya, anak gadisku ini, terus mendekat dan menciumi tanganku, kemudian dia berujar lagi, "Kenapa dilarang berpacaran, ayah?"
Haem..., dari makna kata, 'berpacaran' dari kata dasar 'pacar' artinya daun hijau/muda. Sementara makna 'ber-an' = melakukan kegiatan..... Lalu, pacaran , akhiran -an bermakna = hasil kegiatan."Nah, ananda tahu kan maksud ayah?"
"Terimaksih, ayah. Ananda sudah paham.