Barusan selesai acara kegiatan "Tambora Menyapa Dunia", muncul 6 buku terkait dengan acara 200 tahun Gunung Tambora meletus. Satu di antara 6 buku itu, Novel Tambora karya Paox Iben Mudhaffar diluncurkan di Keraton Bima), kemain.
Satu lagi, buku novel yang diluncurkan di Kota Bima. Tepatnya, sore Jumat, 18/4 di Asy Mbojo ( Museum Kesultanan Bima). Peluncuran buku novel berjudul TAMBORA ini, disambut hangat oleh generasi muda dari berbagai komunitas, tokoh masyarakat, para sastrawan, dan undangan lainnya.
(Foto Emy Nurminingsih)
Bagaimana tidak? Aula Asy Mbojo, penuh sesak, belum lagi di halaman Asy Mbojo, membicarakan hadirnya buku novel setebal 301 halaman buah karya Paox Iben Mudhaffar, putra kelahiran Kota Santri Kaliwungu Kabupaten Kendal Jawa Tengah 08 Februari 1976.
Dalam diskusi terkait isi novel ini, para peserta dan undangan lainnya, akhirnya paham latar belakang kehadirannya buku novel ini, karena oleh moderator diberi kesempatan awal kepada Novelis Alan Malingi menceritakan awal mulanya imajinasi pengarangnya. Kemudian ditambah juga oleh pengarangnya, "Pengarang itu, ibarat penjahit menjahit serpihan sejarah yang bahan mentahnya adalah sejarah, budaya, arkeologi" ujar Mas Paox. kemudian didukung penecerahan Sastrawan handal yang sdh mendunia, N.Marewo kelahiran Kota Bima.
Ket.gambar: Yang berkaos oblong putih adalah Mas Paox Iben Mudhaffar pengarang novel ini(foto:Endang Sri Wahyuni)
Acara ini, menjadi meriah setelah diadakan tanya jawab, di mana pengarangnya diberondong sejumlah pertanyaan. "Apakah fakta novel ini, fakta objektif atau fiktif?" tanya salah seorang penanya. Semuanya dijawab tuntas oleh pengarangnya. Selain itu, acara ini, juga diisi dengan pembacaan puisi dari penyair-penyair Bima, salah satunya adalah penyair sekaligus novelis, Akhi Dirman Al-amin Full kelahiran Sila Kabupaten Bima.
Ket.gambar: Yang berkaos oblong hitam adalah Alan Malingi (Ketua Komunitas Makembo) penginisiatif diadakannya acara peluncuran buku novel Tambora (foto Miftahul Akhyar)