Lihat ke Halaman Asli

Usman Bone

Buruh, Kuli, Pembantu

Kelihatannya Kita Saudara dan Sangat Akrab, Tapi Saling Menghujat di Belakang

Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dari Ketinggian Sudirman: Usman

Kelihatannya kita saudara, tak terpisahkan, Tertawa bersama di bawah langit biru yang cerah, Bersulang atas mimpi dan harapan yang sama, Tapi di balik senyum, ada bisikan yang menghujam.

Akrab di depan, seolah tak pernah ada celah, Namun di belakang, hujatan menjadi bahasa, Seolah lupa akan ikatan yang pernah ada, Kini terbungkus dalam kepalsuan yang membara.

Kita saling memuji saat dunia menyaksikan, Namun di saat sendiri, semua berubah makna, Mengapa senyum menjadi topeng yang kita kenakan, Dan kata-kata menjadi senjata yang menghancurkan?

Mungkin kita pernah bersaudara dalam hati, Namun kini terjebak dalam ironi yang tak terucap, Di depan dunia, kita tetap bersama, Tapi di belakang, kebenaran menjadi rahasia.

Kelihatannya kita saudara, tapi jauh dari itu, Mungkin suatu hari kita bisa jujur, Menyadari bahwa keakraban bukan sekadar kata, Tapi jiwa yang tulus, tanpa hujatan di belakang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline