Lihat ke Halaman Asli

Usman Bone

Buruh, Kuli, Pembantu

Aku Memaki Nasibku dan Mengutuk Kegelapan

Diperbarui: 17 Oktober 2024   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Leak - leak : Foto Usman 

PUISI -- Aku memaki nasibku, dan mengutuk kegelapan, Pada malam yang bisu, terhimpit kesunyian. Kaki-kaki lelahku berlarian tanpa arah, Mencari cahaya yang tak pernah singgah.


Aku meraba mimpi di ujung bayang, Namun dinginnya tak pernah membiarkan terang. Kukecup sepi dengan getirnya nestapa, Terkurung dalam palung jiwa yang hampa.

Nasib, kau biarkan aku tergeletak tak berdaya, Mengutuk langkahku yang kian terlunta. Tapi dalam kegelapan yang kelam ini, Mungkin ada sinar yang tersembunyi.

Aku akan bangkit, walau pedih menjerat, Menantang malam hingga bintang memahat. Karena kutahu, di balik pekat yang keji, Ada fajar yang menanti, menggantikan kelam ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline