Lihat ke Halaman Asli

Mempelai Perempuan

Diperbarui: 18 November 2021   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokrpi

                                                                                                                 

Usman Hermawan

Demi menghargai ajakan Ustaz Munif, setelah berpikir-pikir akhirnya aku ikut juga kondangan ke acara hajatan sahabatnya, Bos Tomang, di Dukuhpisang. Karena bertetangga, aku dan Ustaz Munif terbilang akrab. Kami sering mengobrol tentang banyak hal, termasuk soal Bos Tomang yang kerap berkunjung ke rumahnya untuk berkonsultasi ataupun meminta sare'at. Jadi Ustaz Munif itu bisa dibilang sebagai guru spiritualnya. Berkat bantuan Ustaz Munif dan atas izin Allah, bisnis sayur-mayur Bos Tomang sukses. Anak buahnya banyak. Lapaknya tersebar di beberapa pasar tradisional di wilayah Tangerang Raya. 

Kendati sukses dalam bidang usaha, tapi Bos Tomang mengaku gagal dalam mendidik anak sulungnya, Boncu. Semasa Boncu SMA begitu seringnya Bos Tomang diundang ke sekolah untuk menyelesaikan masalah Boncu, karena sering bolos, merokok, mengencingi tiang bendera, tidak mau mengerjakan tugas-tugas pelajaran, sampai perkelahian gara-gara berebut cewek. Karena khawatir anaknya tidak naik kelas, Bos Tomang sering mengirim nasi kotak untuk guru-guru dan bingkisan menjelang lebaran. Menjelang pelulusan, Bos Tomang menyumbang baju batik untuk semua guru dan karyawan di sekolah. Dia senang pemberiannya tidak pernah ditolak.   

Setelah dinyatakan lulus, Boncu tidak punya rencana untuk kuliah meskipun sang ayah berusaha menyemangatinya. Dia justru minta dibelikan mobil Honda Jazz baru. Bos Tomang mengabulkan keinginannya dengan syarat Boncu ikut bekerja mengelola usahanya. Kabar bahwa terjadi kawin-cerai atas diri Boncu sempat aku dengar

Belakangan, Bos Tomang datang ke kediaman Ustaz Munif untuk menyampaikan undangan. Kabetulan aku baru saja keluar dari masjid, sehabis salat asar. Selanjutnya kami terlibat obrolan singkat.

"Bapaknya saja baru satu, ini anaknya empat kali." Bos Tomang mencetus bahwa Boncu kawin lagi untuk kali keempat, juga minta dipestakan. Katanya, kali ini istri Boncu anak tentara. Pangkatnya kapten.

Kukira Boncu berpoligami, ternyata bukan. Tak ada penjelasan mengenai penyebab Boncu mengalami perceraian hingga tiga kali. Sekarang atas permintaan Boncu pula Bos Tomang menyelenggarakan pesta pernikahannya.

Kendati pandemi belum benar-benar berakhir namun banyak warga yang mulai menggelar pesta, termasuk Bos Tomang. Kabar bahwa ada pesta pernikahan warga yang dibubarkan oleh satpol PP tidak membuat warga lainnya dengan serta-merta membatalkan niatnya. Andai pun pestanya dibubarkan petugas Bos Tomang pasrah, bahkan andai didenda sekalipun. Yang terpenting baginya, permintaan Boncu terpenuhi dan para koleganya hadir.

Kami berangkat berdelapan orang menggunakan mobil Ustaz Munif, disopiri oleh adiknya. Kedatangan kami disambut hormat oleh Bos Tomang dan istrinya dengan kostum yang istimewa, berkelap-kelip. Bos Tomang sendiri yang mengantarkan kami ke meja makan prasmanan. Hidangannya variatif, juga enak-enak. Ada bakso ikan kesukaanku. Kukira, inilah berkahnya bergaul dengan ustaz.

Sambil menikmati hidangan, tak henti aku memandang ke segala penjuru. Desain tendanya mewah dengan kombinasi warna yang serasi. Musik organ tunggal dengan suara merdu penyanyinya dan tampilannya yang enak dilihat cukup memanjakan tamu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline