Lihat ke Halaman Asli

Membuang Sampah di Amerika, Ini Aturannya!

Diperbarui: 9 April 2016   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu menyewa rumah di Amerika sini, daftar tagihan bulanan dari Land Lord/Pemilik rumah di kertas tagihan bukan hanya jumlah sewaan rumah yang harus dibayar, tapi juga air, sampah, dan biaya hewan peliharaan yang kita punya. Untuk air per bulan rata-rata 67 dolar. Asalnya air ini dibayar per tiga bulan, tapi belakangan menjadi sebulan sekali. Sampah per bulannya 4 dolaran dan biaya hewan peliharaan (karena kita memelihara kucing) itu 20 dolar.

Untuk sampah ini, tempat sampahnya sudah disediakan oleh pemerintah daerah. Tempat sampah ini terdiri dari dua biji, yang satu berwarna hijau untuk sampah umum, dan yang berwarna biru untuk sampah daur ulang. Jadi ukuran tempat sampah ini sudah standar ditentukan pemerintah daerah. Mengapa? Karena saat sampah-sampah itu diangkut, truk sampah yang dilengkapi tangan-tangan besinya itu sudah pas ukurannya untuk mengangkat tempat sampah itu, pas, tinggal pegang lalu blurrr... dimasukkan ke truk sampah. Si abang tukang sampahnya cuma memastikan tong-tong sampah itu dipegang sama tangan-tangan besi truk itu. Biasanya si abang sampahnya terdiri dari dua atau tiga orang. Satu orang sopir truk, dua atau satu orangnya yang nempel-nempelin tong-tong sampah itu di tangan-tangan truk itu.

Tong-tong sampah itu harus kita simpan di depan rumah pada hari-hari tertentu sesuai jadwal. Di kota kami saat itu, jadwal pengambilan sampah umum adalah hari Senin dan Kamis sementara untuk Sampah Daur Ulang setiap hari Senin, Minggu Pertama dan ketiga setiap bulannya.

Kalau tong-tong sampah yang kita pakai tidak cukup untuk menampung sampah kita, simpan saja di kantong-kantong sampah ekstra dan tinggalkan di samping tong-tong tersebut, nanti si abangnya bakal mengambil kantong-kantong itu. Kalau malas nungguin truk sampah datang, disediakan tempat-tempat pembuangan khusus. Jadi kita tinggal bawa ke sana dan buang di sana.

Untuk sampah-sampah besar misal furnitur atau mesin cuci, sepeda, televisi, sofa, dan lain-lain, kita harus menelepon departemen sanitasi yang membawahi pembuangan sampah ini untuk memberi tahu kalau kita mau buang sampah besar (bulk items). Mereka nanti akan memberikan jadwal harinya kapan mereka bisa mengambil sampah-sampah besar itu. Sampah besar berbahan metal dan nonmetal seperti kayu dan plastik akan dipisahkan jadwalnya, tidak berbarengan.

Lain kota lain kebijakan. Karena di kota kami tinggal kini, pemerintah daerah tidak menyediakan servis ambil sampah besar ini. Jadi, kalau kita mau membuang sampah besar, kita harus pergi dan bawa sendiri sampahnya ke lokasi-lokasi yang sudah ditentukan. Pemerintah daerah pun tidak menyediakan tong-tong sampahnya, tapi kita bisa beli sendiri. Namun, tong sampah yang kita beli harus sesuai dengan kriteria yang diberikan oleh pemerintah karena kalau tong sampahnya kegedean, tukang sampahnya tidak akan mengangkat sampah kita. Atau kalau beratnya dalam satu tong melebihi berat yang ditentukan, maka mereka pun tidak akan mengangkatnya. Hal ini kami alami sampai dua kali, tong sampah kita ditolak dua kali diangkat sama si abangnya. Mereka menempelkan stiker di tong sampah kita dan memberitahukan kenapa mereka tidak mengangkat sampah kita.

Kalau di kota kami terdahulu si tong sampah ini bakal diangkat tangan-tangan besi truk, di kota baru ini, mereka tidak memakai jenis truk tersebut, jadi tong sampah diangkat manual sama si abang sampahnya dan dimasukkan sendiri sama dia ke truk sampah.  Tak heran, tong tong sampahnya harus lebih kecil dari ukuran tong sampah yang kami punya dulu. 

Kalau kita memiliki baju, sepatu, dan barang-barang bekas lainnya, jangan dulu dimasukkan ke tempat sampah atau dibuang. Di sini banyak sekali tempat untuk mendonasikan barang-barang bekas. Kontainer-kontainer metal banyak ditemukan untuk menampung barang-barang bekas ini. Tinggal lihat saja tulisan di kontainernya, untuk menentukan barang bekas apa yang mau kita masukan ke sana apakah baju, sepatu, buku, dan lain-lain. Biasanya kontainer-kontainer itu dilengkapi label untuk informasi kondisi barang yang bagaimanakah yang layak dimasukkan ke sana.

Selain kontainer-kontainer penampung barang bekas ini, kita juga bisa mendonasikan barang layak pakai kepada organisasi-organisasi nonprofit.  Untuk memberikan donasi barang-barang bekas ini, ada yang menyediakan servis pick up (mereka yang mengambil) dan ada juga yang hanya menerima di tempat mereka langsung. Kondisi barang bekas yang mereka terima juga bersyarat, misal ketika kita mau menyumbangkan mesin cuci bekas, mesin pengering bekas, dan lain sebagainya, mereka biasanya meminta kita memastikan barang-barang tersebut masih berfungsi, dilengkapi dengan kabel-kabel dan colokannya, tidak boleh berkarat dan harus bersih. Tujuannya, karena banyak dari barang-barang bekas itu bakal disalurkan dan diberikan kembali kepada mereka yang membutuhkan, jadi bukan untuk dihancurkan dan didaur ulang.

Pengalaman saya waktu mau mendonasikan mesin cuci dan mesin pengering bekas, kita harus mengisi formulir online. Isian formulir tentang barang apa yang akan kita donasikan,  berapa jumlahnya, di mana alamat pengambilannya. Setelah kita mengisi formulir itu, lalu pada hari sebelum pengambilannya, mereka mengirim email dan meminta kita menyimpan barang-barang itu di depan rumah kita atau di tempat yang terjangkau oleh truk mereka plus menyertakan resi pendonasian itu/copy formulir yang kita isi. Kalau kita tidak jadi mendonasikannya, kita bisa cancel sebelum mereka datang.

[caption caption="tempat sampah. sumber: ricologysf.com"][/caption]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline