Lihat ke Halaman Asli

[Fabel] Kenapa Monet Ngidam Rujak Pedes?

Diperbarui: 7 November 2015   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usi Saba Kota: 79

 Ada seekor orang utan lagi hamil bernama Monet, dia ngidam rujak pedes banget.  Sebenernya dia bisa saja pesen rujak pedes itu di warung Mpok Marni, tapi karena dia hewan, ya tahu dirilah. Mana ada orang utan pergi ke warung beli rujak. Kalo beli pisang ya masih mungkin dan bisa dimaklumilah sama orang2. Lagian Monet gak bisa ngebayangin kalo dia tiba-tiba nyatroni warung dan ngomong "Mpok, rujaknya satu". Pasti semua orang yang ada di warung bakal pada kabur denger orang utan ngomong. Soalnya sampai teknologi melesat sampai ke planet Mars pun, tetap saja manusia sampai saat ini belum bisa menciptakan teknologi yang bisa bikin binatang termasuk monyet bisa ngomong.   Disini kadang orang utan merasa kesal sama manusia, karena mereka selalu memikirkan yang jauh2, bahkan sampai ke planet2 luar angkasa diurusin sementara semua urusan di bumi belum selesai termasuk mencari formula yang bisa menjadikan orang utan ngomong.

Karena Monet tahu tak mungkin mendapatkan rujak dari Mpok Marni, maka dia pun mencari jalan lain saja. Rasa-rasanya meramu rujak tak akan mampu dilakukan binatang mana pun, pikirnya.  Si Monet tertunduk sedih sambil mengelus-elus perutnya yang buncit; 6 bulan sudah kini usia kehamilannya. Tak terasa air matanya jatuh; perih hatinya mengingat Ayangnya yang menghamilinya pergi begitu saja, tanpa pesan. Padahal dia begitu mencintainya, dia rela dihamili tanpa restu dari orang tuanya karena cinta. Namun kekasih hatinya malah pergi dengan alasan pergi untuk kembali. Apa maksudnya coba? Jadi TKI kah dia di negeri jiran? Hufftt... bener-bener non sense, gak masuk di akal Monet. I don't really get it, keluh Monet. 

Monet sedih banget karena temen-temennya yang sedang hamil dimanja sama pasangannya (saya menyebutnya pasangan, bukan suami atau istri, karena saya pikir mereka tak punya lembaga dimana pernikahan akan diakui negara atau pun tempat ibadah karena mereka tidak terikat dengan hal2 seperti itu; itu yang saya tahu), sementara Monet?.  Temennya Picasa kemarin mau sate  pisang Raja, diusahakan sama pasangannya. Temennya yang lain Ganeso mau kolek pisang Gemblung, diusahakan pula sama pasangannya. Pokoknya kasih sayang dan perhatian pasangan temen2nya bikin iri Monet walau pun dia heran banget kenapa sih mereka semua ngidamnya cuma pisang? Hanya dia yang ngidam aneh; rujak pedes. What is wrong with me? Batin Monet.

Karena lidahnya mau bener yang pedes2, akhirnya Monet terpaksa berniat mencuri cabe aja. Setidaknya dia bisa dapet pedesnya, walau pun dia gak dapet rujaknya. Maka dia pun mengendap-endap ke kebun di sebelah hutan. Dia melihat kiri-kanan, setelah dirasa aman, dia pun mendekati pohon cabe terdekat dan mulai memetiknya. Monet gembira karena akhirnya bisa mendapatkan rasa pedas itu. Monet duduk khidmat menikmati hidangan cabe merahnya. Namun, tak lama kemudian sebuah suara mengagetkannya "Hey, orang utan, ngapain kamu hah?" sebuah suara laki2 membangkitkan Monet dari tempat duduknya dan dia berpaling kemana arah suara itu datang.   Mata mereka pun beradu. Monet dan si pria itu sama2 tak mengedipkan matanya ketika mereka saling pandang.

"Monet?" tanya pria itu. Monet yang masih membelalakan mata dan mulut penuh biji cabe pun kaget dan mengangguk sambil berujar "Ayang? Engkaukah itu?" Monet menggesek-gesek matanya, dia lupa tangannya tadi ngupas cabe dan kontanlah dia menjerit2 karena matanya perih tiada terkira.  Pria yang disebut Ayang itu lalu melarikan Monet ke sungai dan mencuci mata Monet dengan air banyak2.

"You okay, Cinta?" tanya Ayang khawatir.

"I'm fine, don't worry. Tapi Ayang, kenapa kamu jadi manusia begini?. Monet menjatuhkan kepalanya di pelukan Ayang.

Ayang memeluk Monet "Maafkan aku, Cinta. Aku sebenarnya sejak bertemu kamu sudah sedang dalam proses untuk jadi manusia. Salah seorang ilmuwan dari Planet  Astral berhasil menciptakan formula ini dan akulah salah satu yang beruntung bertemu ilmuwan itu. Aku capek jadi orang utan terus. Apalagi kita sering terombang-ambing dibawah asap karena ulah manusia itu di musim2 tertentu, aku capek ketika aku harus menyelamatkan diri, aku capek dikejar2 manusia mau diburu, terus-menerus"

"Kamu jahat, kamu egois banget. Kenapa kamu nggak ngajak2 aku?" Monet terisak-isak.

"Aku berniat kembali kepadamu dan membawamu pula ke dunia manusia, Cin. Aku sedang mengusahakan itu. Ngomong2, kenapa kamu ada disini? Makan cabe banyak begitu? Kita kan makannya pisang biasanya, apa stok pisang di hutan sudah habis?" Ayang mengangkat Monet dari dadanya dan mengusap air mata Monet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline