Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Sewa Apartemen di Singapura

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rencananya kami waktu itu akan berkumpul di Singapura, sekaligus menemui salah satu keluarga kami yang tinggal disana. Karena ingin lebih khidmat menikmati kebersamaan kami disana, jadi saya memutuskan untuk tidak tinggal di rumah keluarga kami itu karena ada suaminya. Malu begitu judulnya.

Mau nyewa hotel, harus dua kamar, lagipula nggak ada mesin cucinya. Mau nyewa penginapan yang agak murah, tetap gak mau karena jadi terpisah2 kamarnya. Lagipula menurut saudara saya, hotel2 murah itu biasanya ada di red district area atau kawasan kurang aman padahal menurut saya hotel2 itu biasanya yang suka dipakai oleh para pemilik agen perjalanan untuk paket2 perjalanan jalan2 ke Singapura.  Saya maunya ngumpul di satu rumah, tidur di lantai berjejer seperti waktu kecil dulu. Lagipula hotel sama penginapan jarang ada yang punya mesin cuci. Bayar laundry buat orang sebanyak kami kemahalan.

Akhirnya saya hunting online nyari  rumah sewaan mingguan karena kami berencana tinggal disana selama satu mingguan.   Wah, mahal benar rumah2 di Singapura.   Jumlah orang yang nyewa pun dibatasi atau kena charge ekstra untuk setiap ekstra orang yang mau tinggal disana. Wew....

Hunting online ini jadi bikin saya nyasar kemana2 bahkan sampai ke craiglist.com selain ke travelmob.com, ibilik.com,  dan lain2. Jadi rata2 harga sewa satu unit apartemen/rumah dengan satu kamar itu 300 dolar per hari   dengan jumlah maksimum orang 2 orang  dewasa dan ekstra charge rata2 30 dolar per orang tiap malam.  Kami berempat dewasa dan empat orang anak kecil, jadi total 8 orang.

Setelah nyari sana-sini, akhirnya kami (saya dan sodara yang tinggal di Singapura itu) menemukan beberapa unit apartemen di craiglist.com yang harga sewanya cuma 160 dolar per malam. Wah, kami kegirangan. Tapi kami kok jadi curiga karena kemurahannya ini.  Kami pun minta keterangan lebih lanjut dari si empunya apartemen.

Dia dengan sumringah balas lewat  email kalau apartemen yang kami maksud itu tersedia  untuk tanggal kedatangan kami dan akan mendapat diskon 20%. Mereka meminta DP 50% dengan pembayaran lewat Western Union.  Saya tambah curiga.   Akhirnya saya bilang saya minta rekening bank saja buat transfer DP.  Mereka pun memberikan satu rekening bank bercabang di Texas, Amerika Serikat.

Tak lama, mereka bilang bank mereka diblokir, jadi kembali minta transfer DP lewat WU. Saya menolak karena mereka tak bersedia apartemennya dilihat terlebih dahulu oleh saudara saya yang di Singapura. Kasian nih orang mau nipu .  Coba lagi lain kali ya, Gan nipunya...

Saya balik hunting lagi ke situs2 di atas dan akhirnya di airbnb.com lah saya menemukan apartemen yang harganya murah.  Biasanya harga segitu itu harga per kamar tapi ini satu unit. Iya saya baru tahu kalau di Singapura penyewaan  tempat per kamar itu biasa. Saya sempat kaget juga tapi setelah melalui komunikasi beberapa kali akhirnya saya tahu alasan kenapa dia menyewakan apartemennya dengan murah,  karena dia baru kali ini menyewakannya.  Mereka juga tidak keberatan lokasi apartemen ditengok langsung oleh saudara saya itu secara langsung.

Cocoklah apartemennya, whole unit (artinya bukan per kamar), ada perlengkapan masak, mesin cuci, ditambah mainan anak2. Transaksi pun terjadi.  Sebenarnya transaksi bisa langsung face to face nanti kalo udah ketemu tapi karena ini pertama kalinya saya nyewa lewat cara begini, saya pilih transaksi secara aman yaitu pembayaran lewat airbnb.com saja. Jadi sistemnya, kita melakukan booking dengan membayar berapa persen gitu harga yang disetujui.  Kita tidak melakukan pembayaran kepada  pemilik apartemen tapi kepada pihak airbnb.com. Mereka akan menahan pembayaran itu sampai kita check in satu hari.

Kalau setelah check in kita dan pemilik sama2 berniat melanjutkan penyewaan unit, maka artinya tidak ada pembatalan dan pembayaran sisanya bisa kita lakukan.  Bila ada barang yang rusak selama kita tinggal disana, maka pihak pemilik bisa mengajukan komplain ke airbnb.com dengan mengajukan sejumlah harga kerusakan.  Pihak airbnb selanjutnya akan mengkonfirmasi kepada kita apakah betul komplain yang diajukan pemilik itu dan apakah setuju dengan harga kompensasi kerusakan yang diajukan.

Bila kita tidak setuju, kita bisa nego kompensasi harga kerusakan barang tersebut dan akhirnya kita bayar. Waktu itu salah satu anak yang kami bawa merusak mainan bayi dan kami diminta membayar 50 dolar, kami setuju dan membayarnya. Saya juga menambah pembayaran ekstra untuk listrik dan air padahal yang punya tidak memintanya. Saya merasa tidak nyaman saja karena pemilik rumah sudah berbaik hati memberikan harga yang murah dan tidak mencharge listrik dan air selama kami tinggal disana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline