Lihat ke Halaman Asli

Hemat Banyak dengan BPJS

Diperbarui: 18 Juni 2015 Β  00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program BPJS / kompas.com

[caption id="" align="aligncenter" width="562" caption="Salah seorang warga memperlihatkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kantor Cabang Utama BPJS, Kota Bandung beberapa waktu lalu. / TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN"][/caption]

Ceritanya beberapa bulan lalu ada anak saudara di kampung yang sakit kandung kemih. Lalu dia bilang dia bikin kartu BPJS dengan bantuan pegawai Puskesmas setempat dan sebagai tanda terima kasih bantuannya, dia bayar 200 rb rupiah karena katanya kalau antri sendiri itu lebih susah. Akhirnya anak itu sembuh tanpa mengeluarkan uang berkat BPJS padahal dia baru satu kali itu bayar iurannya.

Tak lama saya baca soal BPJS ini di Kompasiana ini. Artikel tersebut ditulis salah satu Kompasianer mbak Siti Lestari. Saya pikir Kompasianer ini tulisannya bagus2 tapi karena beliau jarang berinteraksi dengan Kompasianer lain jadilah artikelnya lumayan sepi komentar padahal menurut saya dari komentarnya yang pernah saya baca di artikel siapa gitu, beliau ini pola pikirnya terlihat orang yang cerdas. Dalam artikel itu beliau bercerita tentang acara membuatkan BPJS buat orang tuanya di kampung dan dia yang bayarin preminya.

Artikel ini membuat saya teringat bapak saya di kampung yang sedang sakit. Iseng2 saya pun meminta saudara saya yang punya pengalaman bikin BPJS itu untuk urusin bikin BPJS buat bapak saya. Dia pun menyanggupi dan katanya dia meminta bantuan pegawai Puskesmas juga untuk bikinin BPJS bapak saya ini.Β  Seminggu kemudian kartu BPJSnya katanya beres diurus.

Beberapa minggu kemudian bapak saya tiba2 penyakit ususnya kambuh dan meradang gawat. Maka dibawalah bapak ke RSUD setempat. Bapak pun harus dirawat inap dan sesuai kelas premi yang dibayarkan, bapak dirawat di ruang VIP.Β  Dokter di RS itu menyarankan bapak dioperasi secepatnya. Kami semua panik. Operasi adalah barang langka di tempat kami dan sering mendengar kalau operasi di RSUD tersebut banyaknya yang habis operasi malah jadi lebih parah. Entahlah.

Lalu kami memutuskan membawa bapak ke RS lain diluar kota. Bapak pun pindah RS. Biaya admin, obat2an dan sebagainya di RSUD adalah NOL rupiah karena katanya semua dicover BPJS. Bapak tinggal dan dirawat disana selama dua hari saja.

Ketika dibawa ke RS diluar kota itu, dokter tidak menyebutkan bapak harus dioperasi. Tapi bapak tetap harus dirawat inap disana sampai kondisinya membaik. Bapak tidak dirawat di ruang sesuai kelas premi yang dibayar karena semua ruangan kelas VIP dan kelas I penuh jadi bapak dirawat di kelas bawahnya tapi kata sodara2 sih masih mending kondisinya daripada di RSUD di kota kami.

Bapak dirawat disana selama 4 hari 4 malam dan seluruh biayanya berjumlah kurang lebih 5 juta tapi kami hanya harus bayarΒ  500Β  ribu saja dan sisanya tercover BPJS. Lumayan ya menghemat. Yang terpenting akhirnya bapak tidak jadi dioperasi dan kondisinya membaik.

Punya orang tua yang sudah tua dan sakit-sakitan apalagi kita jauh memang membuat kita ketar-ketir.Β  Pertimbangan biaya perawatan, dokter, dan rumah sakit sering kali menjadi beban karena kalau sudah berurusan dengan hal tersebut seperti kita harus siap2 duit banyak tapi sekarang beban saya terasa lebih ringan karena keberadaan kartu BPJS ini.

Terima kasih BPJS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline