Lihat ke Halaman Asli

Aku Bukan Pecundang

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apa yang akan engkau katakan tentang aku? ketika seribu bayangan mu berlabuh tapi tak dapat kutemukan engkau, sekali lagi kucari engkau, dan untuk kesekiankalinya tak juga aku temukan engkau.. lalu aku berkata; Mungkin sudah saatnya ku akhiri saja ceritaku ini, karena engkau yang ku harap menjadi pendengar, malah tertidur sambil menutupi kedua telingamu. Aku lalu terdiam, mencari jeda dimana ceritaku harus kuhentikan.. tapi engkau merajuk untuk meneruskannya sementara telingamu tetap engkau sumbat.... ku turuti marah dan kesalku, kutinggal engkau sendiri di sana..berlari dan terus berlari meninggalkanmu sejauh mungkin...

caci maki dan gerutu mu sebenarnya aku dengar ketika itu, ..tapi rasa marahku mengalahkan segenap rasa ibaku saat itu..maapkan aku jika kemudian aku biarkan engkau sendiri di sana..di tepi telaga, tempat kita dulu menebar cinta.... tapi aku bukan pecundang..seperti yang engkau alamat kan julukan itu kepadaku setiap waktu..

harga cintamu terlalu mahal untuk kutebus, ..aku sekedar membela diri saja, bahwa diantara cinta cintaku, bukan engkau saja yg bisa menguasai hatiku..bahwa diantara cinta cintaku..bukan satu satu nya engkau yang kumiliki...mungkin ini permulaan yang pahit, atau akhir yang menyakitkan ..aku tak tahu..

yang aku tahu adalah bahwa engkau telah memberi gelap atas jalan ku selama ini, .. aku tak ingin tersesat dalam jalanku sendiri..maapkan aku...Kuiringkan engkau dengan salam dan damaiku..kutinggal engkau dengan keteririsan hati yang perih..bersamamu...aku sudah merasakan betapa cinta harus di bayar mahal.......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline