Sebelum membahas tentang Pendiikan Holistik, saya juga pernah menulis tentang Pro dan Kontra Pendidikan Inklusif karena apat kita bedakan antara Pendidikan Inklusif dan Pendidikan Holistik.
Dalam situs Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan) Pendidikan dapat diartikan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, dan juga untuk membantu peserta didik dapat memecahkan msalahnya dalam dunia nyata karena dengan pendidikan itulah kita medapatkan pengetahuan dan pengalaman lebih.
Pendidikan juga hal terpenting untuk membentuk kepribadian manusia atau peserta didik. Pendidikan juga memiliki peran yang sama untuk membentuk kepribadian, terutama anak atau peserta didik. Pendidikan terbagi menjadi pendidikan formal, nonformal dan informal, pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi, pendidikan nonformal seperti kelompok bermain (KB), lembaga kursus atau kelompok belajar sedangkan pendidikan informal dapat melalui pendidikan keluarga dan lingkungan.
Masa anak-anak atau Pendidikan Anak Usia Dini adalah pengalaman yang unik dan masa kritis dalam pengembangan dan pembelajaran, anak-anak sangat tertarik dengan hal yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Pendidikan anak saat usia dini akan membentuk kepribadian bagi kehidupan masa depan sianak, sehingga dalam PAUD sangat penting diterapkan tentang Pendidikan Holistik. Pengembangan pendidikan holistik pada anak usia dini memiliki lingkup yang jauh lebih luas dari hany mengembangkan keterampilan dan pengetahuan anak.
Karena tujuan dari pendidikan holistik ini adalah untuk membentuk manusia holistik. Manusia holistik adalah manusia yang mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya, potensi yang ada dalam diri manusia meliputi potensi akademik, potensi fisik, potensi sosial, potensi kreatif, potensi emosi dan potensi spiritual. Sehingga anak dituntut untuk menyesuaikan pembelajarannya dengan tujuan dari pendidikan holistik ini.
Istilah holistik merupakan sebuah persitilahan yang berasal dari bahasa Inggris dari akar kata "whole" yang berarti keseluruhan. Dengan pengambilan makna dasar seperti ini, paradigma holistik dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang menyeluruh dalam mempersepsi realitas dan Pendidikan Holistik ini dapat juga diartikan sebagai suatu metode pendidikan yang membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan semua potensi manusia yang mencakup potensi sosial-emosi, potensi intelektual, potensi moral atau karakter, kreatifitas, dan spiritual yang sama dengan tujuan dari pendidikan holistik itu sendiri. Banyak sekali faktor yang dapat mendukung dan mendorong perkembangan menyeluruh pada anak usia dini melalui pendidikan holistik ini.
Dalam melaksanakan pendidikan holistik hendaklah seorang pendidik atau guru dapat memahami perkembangan holistik/menyeluruh pada anak usia dini tersebut, seperti ke-5 aspek perkembangan anak (Moral Agama, Kognitif, Sosioemosianal, Bahasa, dan Fisik Motorik), dan karakteristik anak usia dini. Secara khusus proses pendidikan holistik di PAUD harus mampu mempersiapkan anak untuk mendapatkan tantangan kehidupan dan tantangan akademik. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang besar, dengan rasa ingin tahu tersebut dapat mengembangkan keterampilan, kreativitas dan semangat anak untuk belajar.
Lembaga PAUD harus berupaya untuk menciptakan suatu aktivitas pengembangan secara keseluruhan, seperti tujuan dari pendidikan holistis, melalui penguasaan pengetahuan, penguasaan keterampilan dan pembentukan karakter. Maka dengan pendidik holistik hendaknya membantu anak-anak untuk menemukan bakat mereka sendiri, dan untuk mewujudkan potensi mereka secara utuh dan juga sangat penting untuk selalu menumbuhkan perasaan positif anak tentang dirinya, hubungan mereka dengan teman-teman sebaya, keluarga dan masyarakat.
Sumber : Nanik Rubiyanto, M.Pd & Dani Haryanto, S.S - Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H