Agam, Sumatera Barat-- Kondisi perekonomian yang semakin merosot di wilayah Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selain sulit memenuhi kebutuhan hidup, warga kini harus menghadapi meningkatnya kasus pencurian kayu manis yang menjadi sumber penghidupan utama mereka. Menurut informasi yang dihimpun, beberapa bulan terakhir, kasus pencurian kayu manis di kebun warga semakin sering terjadi. Pelaku diduga melancarkan aksi pencuriannya di sore jingga malam hari, Dengan metode mengupas kulit kayu tanpa menebang batangnya terlebih dahulu. Pencuri akan membawa hasil curiannya dimalam hari, Sehingga aksi pelaku sulit diketahui oleh warga.
Kayu manis menjadi komoditas utama bagi warga malalak timur selain berkebun. Aksi pencurian ini membuat warga sulit dalam memenuhi kebutuhan hidup, Kasus pencurian ini sudah dilaporkan kepada perangkat nagari namun sampai saat ini belum ada tindakan efektif untuk memberantas aksi pencurian ini.
Bahkan ada warga korban pencurian yang menjadi pencuri di lahan warga lain, Karna tak memiliki hasil kebun yang dapat di ambil lagi sedangkan kebutuhan harus terus dipenuhi.
Menurut warga sekitar "pelaku sudah diketahui tapi tidak ada yang mau melakukan penangkapan atau memberikan kesaksian dengan alasan menjaga keamanan lahannya agar tidak ikut terkena pencurian" ujar Tul (25).
Sementara itu, Aksi pencurian ini juga didukung oleh adanya pengepul kayu manis yang mau membeli barang hasil curian. Bahkan Nagari Malalak Timur sebenarnya memiliki Peraturan Nagari Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pengupasan dan Penjualan Kulit Manis. Namun hal ini masih belum berjalan sesuai fungsinya.
Jadi keadaan ini tidak hanya disebabkan oleh satu orang saja, Tetapi keadaan ini terus berlanjut terjadi karena memang banyak faktor pendukung yang membuat kasus ini terus menghantui warga.
Warga berharap pemerintah dapat memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini, baik melalui pengamanan yang lebih ketat serta penangkapan pelaku pencurian. Jika tidak, ketidakstabilan ekonomi dan meningkatnya kriminalitas dikhawatirkan akan terus membayangi kehidupan masyarakat Malalak Timur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H