Lihat ke Halaman Asli

Usep Saeful Kamal

Mengalir seperti air

Cak Imin "The Real Panglima Santri" untuk Kiai

Diperbarui: 17 Januari 2019   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deklarasi Jokowi -- KH. Ma'ruf Amin (JOIN) sebagai Capres dan Cawapres untuk Pilpres 2019 tempo hari boleh jadi sebagai bantahan atas kata "ambisius" yang dialamatkan kepada Cak Imin dari para haters atau pembenci-nya.

Tidak menghilang keheranan penulis atas segala perilaku sumir terhadap Cak Imin selama ini. Semua yang dilakukan beliau selama ini tak lebih hanya sebagai bagian dari ikhtiar kuatnya untuk senantiasa menjaga marwah dan mengangkat derajat kaum santri.

Selalin itu, apa yang dilakukan Cak Imin selama ini penulis kira sebagai bagian dari khidmah beliau terhadap NU melalui kerja-kerja sosial bahkan politik yang ujungnya tentu berorientasi pada perbaikan kehidupan warga Nahdliyin baik melaui pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan sosial yang ia perjuangkan melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Raihan suara PKB 11 juta lebih dan 1.474 kursi anggota legislatif mulai dari DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kab/Kota pada 2014 tentu berdampak positif bagi kemajuan jam'iyyah NU di berbagai wilayah, bahkan di pelosok-pelosok pedesaan. Tak heran bila status masyarakat bawah pun perlahan beranjak menjadi masyarakat kelas menengah.

Mengahdapi Pemilu dan Pilpres 2019, mulai dari akhir tahun 2017 Cak Imin gencar mendirikan Posko Cak Imin untuk Indonesia (C1NTA) dan telah berdiri ribuan posko yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Itu murni atas inisiatif para relawan dan simpastisan.

Lebih dari itu, Cak Imin telah mendirikan ribuan posko Jokowi -- Muhaimin (JOIN) sebagai wujud komitmen dan ikhtiarnya yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Tidak berhenti disitu, baligo-baligo mulai dari ukuran kecil hingga berukuran besar terpasang mulai dari pelosok desa hingga pusat-pusat ibu kota. Itupun atas inisiatif dan biaya para simpatisan.

Anehnya, segala ikhtiar Cak Imin tersebut direspons oleh sebagian kecil kalangan dengan nada sinis, bahkan sinisme itu muncul dari beberapa kalangan NU. Padahal, NU adalah rumah besar bagi Cak Imin dalam menempa segala komitmen, loyalitas, kemampuannya dan keahliannya sehingga membentuk karakter pribadinya disamping beliau sebagai cicit pendiri NU itu sendiri.

Meski mendapatkan segala cibiran negatif yang ditujukan kepadanya, Cak Imin sama sekali tidak pernah meresponnya dengan cibiran yang sama. Bahkan atas keluhuran budinya, beliau melarang semua kadernya di PKB untuk tidak melakukan tindakan negatif terhadap pada haters-nya.

Namun dengan demikian, segala ikhtiar Cak Imin membuahkan hasil dengan trend selalu naiknya popularitas dan elektabilitas PKB maupun personal Cak Imin hingga tembus ke peringkat empat sebagaimana hasil survei lembaga survei papan atas di negeri ini.

Boleh jadi karena fakta inilah segala cibiran terus diarahkan kepada Cak Imin supaya elektabillitas dirinya dan PKB yang dipimpinnya tidak terus-terusan naik bahkan menyalip partai-partai kelas atas. Bisa berabe rupanya!

Yang nampak elok, Cak Imin membantah segala tuduhan yang diarahkan kepadanya itu dengan tanpa menyatakan statement-statement, tetapi melalui tindakan nyata dengan memberi jalan hingga terpilihnya KH. Ma'ruf Amin hingga menjadi Cawapres pilihan Jokowi. Meski demikian, masih saja tak luput dari cibiran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline