Rindu yang tak bernama
Sepi yang menggema
Sayang dan cinta yang tak lagi bernyawa
Hanya angan yang pupus berkelana
Air mataku enggan untuk berhenti
Sejenak beristirahat di balik pelupuk mata ini
Namun, lagi-lagi menghujani pipi
Dengan raut yang sedih dan pucat pasi
Apakah tidak akan ada senyum di esok hari?
Apakah mungkin akan tenggelam kembali?
Atau justru mati saat ini