Lamat kutatap dan amati dalam kebaruanku menjadi teman
Kau perkasa dalam takdirmu menjadi perempuan
Kau rengkuh jauh untuk mengabdikan diri pada keluarga
Hingga kau tak mengenal lagi kebahagiaan yang harus kau miliki
Tak sedikit dalam hari-harimu harus menelan pahit untuk lain dari dirimu
Meski kau harus tersayat-sayat setiap saat dan bertempur dengan waktu
Kembali ku tatap dirimu yang sederhana dari hakikat perempuanmu
Meyakinkanku atas segala kekuatan tak mesti berpihak pada laki-laki saja
Kau telah kuat dalam mengayuh kehidupan
Sampai kau terbuang dan terasing dalam keramaian kebahagiaan
Ku tatap kembali dalam lamunan mataku