"Kata-kata memiliki kekuatan untuk menghancurkan sekaligus menyembuhkan. Ketika artinya benar dan baik, kata-kata itu bisa mengubah dunia kita"(Sidharta Gautama)
Kehidupan tidak selalu menyuguhkan apa yang kita senangi. Bahkan sejak kita lahir, kita sudah dihadapkan dengan berbagai persoalan yang mesti kita hadapi. Jatuh bangun-jatuh lagi dan bangun lagi sudah menjadi kebiasaan sejak kita dilahirkan. Dan semua itu mengajarkan kita tentang arti sebuah perjuangan.
Mungkin dalam hidup kita terkadang pernah mengatakan pada diri kita bahwa kita tidak mampu dalam melakukan suatu hal. Di saat itu pulalah terjadi kita menjadi orang yang tidak mampu. Sebaliknya ada orang yang menganggap dirinya mampu dan ternyata dia mampu malakukan hal itu dengan sempurna. Inilah yang dimaksud kekuatan kata-kata.
Kata-kata adalah permualaan bagi diri kita dalam menghadapi persoalan hidup. Jika kita sudah mengatakan "saya tidak mampu" maka besar kemungkinannya kita tidak akan pernah mampu melalukan hal itu. Semuanya berawal dari kata-kata. Ini yang dimaksud dengan sugesti.
Saat kita mengatakan "saya pasti melakukan hal itu" saat itulah kita melakukan sugesti pada diri sendiri. Dan saat itu pula otak kita dengan cepat melakukan analisis masalah sampai menemukan sebuah solusi. Semakin sering kita mensugeti diri; mampu melakukan sesuatu, maka disaat itu pula terjadi kekuatan yang luar biasa dalam diri kita.
Saat kita berkata (mensugesti diri) pada saat itulah kita telah mengaktipkan tombol kekuatan yang ada pada diri kita. Dalam diri manusia, ada tombol otomatis yang mana memiliki dua sisi yaitu on dan off. Kedua tombol otomatis ini dipengaruhi oleh apa yang kita katakan.
Saat kita mengatakan pada diri kita bahawa kita bisa melakukan suatu hal, maka saat itulah kita telah menghidupkan tombol on secara otomatis. Lalu pikiran merespon dengan menunjukkan segala informasi yang berkaitan dengan hal yang kita katakan tersebut.
Jika kita mampu memberikan kepala sejenak untuk berpikir untuk mendukung kata yang kita ucapkan, pikiran akan memberikan segala informasi yang kita inginkan.
Namun, dalam proses ini, pikiran harus dikontrol secara logis dan positif. Karena pikiran tidak hanya memberikan informasi yang positif tentang hal yang kita katakan, namun memberikan informasi yang negatif seperti ketakutan atas resiko, tantangan dan lain sebagainya.
Semakin selektif kita untuk memilih mana informasi yang mendukung secara positif di dalam pikiran, maka semakin besar peluang kita bisa mengambil tindakan.
Apabila informasi negatif lebih banyak direspon oleh pikiran, yang terjadi adalah pertimbangan-pertimbangan yang mengakibatkan kita tidak segera melakukan tindakan.