"Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada, maka tak ada perbedaan bagimu antara dirimu sendiri dan para hartawan."
Kalimat di atas adalah salah satu dari ratusan nasihat Imam Syafi'i yang perlu kita renungkan dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Di tengah kehidupan yang sering diwarnai ambisi dan keinginan memiliki lebih banyak, Imam Syafi'i mengingatkan kita bahwa kebahagiaan dan kedamaian jiwa justru ditemukan ketika kita merasa cukup dan rela dengan apa yang sudah kita miliki.
Kunci Ketenangan Batin
Rela dengan apa yang ada, atau dalam istilah lain disebut dengan "qana'ah," merupakan sikap mental yang penuh penerimaan terhadap rezeki yang telah Allah berikan.
Ini bukan berarti kita tidak perlu berusaha atau berhenti bermimpi untuk hidup yang lebih baik, melainkan lebih pada bagaimana kita menyikapi hasil dari usaha kita.
Ketika kita menerima apa yang kita dapatkan dengan lapang dada, kita akan menemukan ketenangan hati. Seperti sabda Rasulullah SAW: "Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepada kalian." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengajarkan kita untuk tidak selalu memandang ke atas, kepada mereka yang memiliki lebih banyak, karena hal itu dapat menimbulkan rasa iri dan kurang bersyukur. Sebaliknya, dengan memandang kepada mereka yang lebih sedikit, kita akan lebih mudah mensyukuri nikmat yang ada dan merasa cukup. Sikap ini akan membebaskan kita dari perasaan gelisah dan tidak puas.
Kebahagiaan yang Sesungguhnya
Kebahagiaan sejati tidak diukur dari seberapa besar harta yang kita miliki, tetapi dari seberapa dalam kita mampu mensyukuri dan merasa cukup dengan apa yang ada.