Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Warung di Tengah Hutan

Diperbarui: 13 Agustus 2024   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: harianmerapi

Waktu sudah memasuki waktu salat isya waktu mobilku mulai memasuki wilayah Cianjur. Gara-gara mobil mogok begitu keluar tol Padalarang, kemungkinan sampai di tujuan menjelang tengah malam. Walaupun sudah masuk wilayah Cianjur, tetapi kampung yang akan menjadi tujuan KKN-ku berada di wilayah Cianjur Selatan, perlu waktu tiga sampai empat jam lagi.

"Masih jauh, Ndi?" Bambang memecah kesunyian setelah hampir setengah jam kami tidak saling berbicara, setelah berhenti untuk salat magrib.

"Paling juga dua jam lagi!" Joko menjawab sambil melirik arloji di tangan kirinya.

"Dua jam pale, lu!" jawabku sambil terkekeh, sementara pandangan tetap fokus ke depan. Memasuki wilayah pedesaan jalan aspal sudah mulai tidak mulus. Sudah banyak lubang di sana-sini.

"Emang masih jauh?" tanya Joko.

"Kemungkinan jam sepuluhan kita sampai," jawabku.

Aku, Andi, dan dua temanku, Joko dan Bambang, sedang menuju kampung Cicadas. Di sana nanti kami akan bergabung dengan empat temanku yang sudah berangkat kemarin untuk melaksanakan KKN. Kami tidak begitu beruntung, karena mendapatkan Lokasi KKN yang jauh dari kota. Sebuah kampung yang ada di ujung Cianjur yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Kami sudah memasuki daerah sepi. Kiri kanan jalan hanya kebun dan beberapa tempay lebih tepat di sebut hutan. Pohon-pohon besar dan rimbun, ditambah tidak ada penerangan jalan, membuat suasana tambah sunyi. Memang beberapa kali kami melewati rumah-rumah penduduk atau warung yang tutup.

"Semoga di depan ada warung yang buka," kata Joko.

"Emang kenapa?" tanya Bambang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline