Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Mengomeli Allah

Diperbarui: 23 Februari 2023   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi semangka tidak manis/sumber: kompas

Siang sangat terik terasa oleh bu Menik. Kerongkongannya terasa kering, walau sudah dialiri setengah botol air dingin dari kulkas. Rupanya, bayangan segarnya buah semangka telah menutupi kesegaran air dingin yang telah diminumnya.

"Duh ..., lama banget Bang Jek, belinya di mana, sih?" Setengah menggerutu bu Menik berkata sendiri.

Bicara demikian, untuk kesekian kalinya, dia berjalan ke teras rumah, mengecek kalau-kalau suaminya, Bang Jek datang. Setengah jam yang lalu bu Menik memaksa suaminya itu untuk keluar membeli semangka. Padahal saat itu suaminya itu sedang berbaring di kursi Panjang yang ada di teras sedang melepas Lelah sepulang dari kebun.

Tak lama kemudian terdengar suara salam dari suaminya, yang pulang dengan membawa dua buah semangka.

"Alhamdulillah ... akhirnya dapat juga semangkanya, Bang." Sambut bu Menik dengan wajah ceria.

Tanpa menunggu jawaban suaminya, yang langsung masuk kamar. Bu Menik segera memotong buah semangka dan memakannya.

Begitu menggigit buah semangka, kulit kening bu Menik berkerut. 'Kok, ga manis, sih,' pikirnya.

"Bang ... Bang, ini semangka beli di mana?" setengah berteriak dia memanggil suaminya.

Tidak ada jawaban dari dalam kamar.

"Bang ... sini, Bang. Ini semangkanya beli di mana?" tanyanya lagi, lebih kencang dari yang pertana tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline