Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Joki Karya Ilmiah, Bagaimana Sidangnya Nanti?

Diperbarui: 16 Februari 2023   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasu biro jasa skripsi/sumber: detiknews

Menarik topik yang dipilih Kompasiana kali ini. Yaitu tentang Perjokian Karya Ilmiah. Saya memang tidak bekerja di dunia pendidikan, sehingga baru tahu kalau perjokian karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, jurnal) sedang marak.

Dahulu, saat kuliah memang pernah mendengar ada orang yang menerima jasa membuatkan skripsi. Membuatkan dalam arti dari mengolah data, menganalisanya, dan menyusunnya sehingga menjadi skripsi yang lengkap. Bukan membuatkan dengan mengetikkan saja.

Banyak faktor mengapa sekarang muncul joki joki ilmiah. Dan sebagaimana umumnya, ada demand ada supply. Selama ada permintaan akan selalu ada yang menyediakan. Begitupun dengan bisnis joki ilmiah ini.

Namun pertanyaannya, apakah karena ada orang-orang yang menyediakan jasa membuatkan karya ilmiah sehingga banyak orang (mahasiswa) yang ambil jalan pintas dalam membuat karya ilmiah. Atau sebaliknya, banyaknya mahasiswa yang gak mau repot-repot membuat karya ilmiah sehingga mencari pihak yang mau menggarapnya. Entahlah, pertanyaannya jadi 'mana yang lebih dulu, telor atau ayam'.

Walaupun begitu, saya melihatnya pihak yang membutuhkan jasa yang membuat munculnya bisnis biro jasa ini. mengapa? Karena sebelumnya pun sering terdengar kabar banyaknya karya ilmiah yang terdeteksi hasil plagiat dari karya orang lain. Jadi, dari kasus plagiasi tersebut, saya lebih menyoroti pihak pemberi jasa, dalam hal ini mahasiswa, yang menyebabkan bermunculannya joki ilmiah.

Yang jadi tanda tanya bagi saya, alias membuat saya bingung, kalau karya ilmiah dibuatkan oleh orang lain, bagaimana mempresentasikan atau menyampaikan karya ilmiahnya di hadapan penguji.

Saya, yang cuma S-1, saat membuat skripsi dulu, mumetnya setengah mati. Dari mencari data, mengolahnya, mengambil kesimpulkan, Menyusun dan menuliskannya dalam bentuk skripsi. Dan itu tidak langsung jadi. Beberapa kali harus memperbaiki bagian-bagian yang dilingkari tinta merah oleh dosen pembimbing.

Berbulan-bulan menggarap skripsi saat itu. Setelah selesai pun, menunggu jadwal sidang, skripsi itu saya baca, saya pelajari tiap hari, supaya saat siding nanti dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dosen penguji.

Tapi ternyata, walaupun sudah dibaca dan dipelajari setiap hari, tetap saja ada beberapa pertanyaan dari dosen penguji yang tidak atau susah dijawab.

Makanya, saya bertanya-tanya bagaimana mereka menyampaikan 'karya ilmiahnya' kalau semuanya dibuatkan oleh orang lain. Bagaimana mereka nanti menjawab pertanyaan atau adu argument dengan dosen penguji?

Atau, jangan-jangan, sidangnya juga 'boongan'?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline