Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Hati-hati Terkena Jebakan Konsumerisme

Diperbarui: 2 Februari 2023   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi budaya belanja saat obral/sumber: okezonenews

Apa itu konsumerisme?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumerisme adalah 'paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya; gaya hidup yang tidak hemat'.

Sementara Wikipedia menyebutkan konsumerisme adalah 'merupakan ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan, tanpa sadar dan berkelanjutan. Pembelian barang-barang hanya didasari oleh keinginan dan tidak mempertimbangkan kebutuhan'.

Sekilas sikap menganggap memiliki barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, atau pembelian barang hanya didasari oleh keinginan, adalah sesuatu yang wajar. Namun, kalau hal itu menjadi karakter atau sifat yang melekat, maka itu yang bahaya. Alasan itulah mengapa kita harus menghindari konsumerisme.

Karena kalau konsumerisme sudah akut, sangat berbahaya. Misalnya sampai untuk memperoleh sebuah barang harus berutang, atau membahayakan kesehatan, atau membahayakan masa depan.

Konsumerisme adalah virus yang berbahaya, terutama bagi yang sudah menikah. Karena tak jarang, virus ini menjadi sumber perselisihan di antara pasangan suami-istri. Virus ini semakin mewabah, karena kondisi dunia sendiri seolah sedang mendorong semua manusia untuk bersikap konsumerisme. Lihat saja acara TV, postingan di Medsos, bertebaran iklan dari berbagai marketplace, dll.

Lantas, bagaimana cara kita mengetahui bahwa kita telah terpapar virus konsumerisme?

Sulit memang, tapi 6 gejala berikut dapat menandakan apakah Anda menderita gejala konsumerisme yang berlebihan atau tidak. Karena bisa saja Anda mungkin merasa tidak terkena virus konsumerisme, tapi beberapa indikasi di bawah ini dapat membuktikan bahwa perasaan Anda itu salah.

1.  Jika Anda sudah merencanakan untuk membeli sejumlah barang untuk kebutuhan Anda, tetapi selalu saja Anda membeli lebih dari yang direncanakan, berarti Anda telah jatuh ke dalam perangkap konsumeris.

2.  Jika Anda sudah kehabisan ruang penyimpanan untuk barang-barang yang Anda beli. Memang, terkadang kita tidak bisa menghindar harus tinggal di tempat yang sempit, sementara Anda pun merasa masih memerlukan barang-barang tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline