Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

See, Saat Penglihatan Dianggap Kutukan

Diperbarui: 5 September 2022   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster serial See/sumber: pinterest/pin/1128292512869652275/

Judul: See

Produsen: Apple TV+
Tayang episode pertama: 1 November 2019

Durasi tiap episode : 50 -- 60 menit

Saya baru menyadari ada serial seru abis plus keren pisan saat melihat trailernya di Youtube. Trailer yang cuma 2 menit itu sudah menjanjikan series ini harus masuk kategori 'wajibul kudu ditonton'. Dan lebih kaget lagi, ternyata itu trailer untuk season ketiga dan 'last season', yang akan tayang akhir Agustus 2022.

Karena penasaran langsung saja saya searching untuk season 1 dan 2nya. Oalah ... ternyata itu series sudah rilis sejak 2019, dan season 2nya rilis Agustus 2021. OMG, kemana aja diriku saat itu sampai kelewat series sekeren ini?

Ga mikir panjang, langsung saja meluncur ke 'tempat' saya suka download film/series. Marathon, langsung kusedot 2 season langsung yang masing-masingnya ada 8 episode. Setelah dapat subtitle Indonesia, segera kunikmati tontonan seru bin keren ini.

Unik. Itu kata yang tepat untuk menilai alur cerita series ini. Sebab, sepanjang saya suka menonton film atau series, atau membaca novel, belum ada yang membuat kisah dengan latar sebagaimana cerita di serial ini. Unik, karena serial ini mengisahkan bahwa semua umat manusia yang menghuni dunia saat itu semuanya dalam kondisi buta alias tidak melihat.

Di season awal, dikisahkan bahwa diakibatkan wabah virus yang menyerang dunia di abad ke-21, populasi umat manusia di dunia hanya tersisa kurang dari 2 juta orang. Dan yang tersisa itu pun semuanya dalam kondisi buta.

Seting serial See ini terjadi berabad-abad setelah kehancuran dunia akibat wabah virus tersebut. Diceritakan bahwa umat manusia sudah beranak-pinak lagi, bahkan sudah berkoloni di masing-masing suku. Dan mereka sudah hidup 'normal' kembali, dengan kebutaannya.

Normal maksudnya, mereka hidup sebagaimana hidup nenek moyang mereka yang masih melihat. Untuk menyampaikan pesan pun mereka sudah tidak menggunakan tulisan, tetapi menggunakan tali yang disimpul, yang tiap simpulannya menandakan kode pesan tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline