Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Tidak Ada Penulis Hebat

Diperbarui: 3 Juli 2022   12:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi menulis/sumber: grid.id

Dulu, saat membaca sebuah novel yang menggugah, atau melihat jejeran buku best seller di rak toko buku, saya sering berbicara dalam hati, 'Mereka penulis-penulis hebat'.

Bahkan saya sering mengutuk diri saat menyanjung mereka, 'Kok bisa mereka menulis itu. kenapa saya tidak bisa?'

Awalnya saya berkesimpulan sendiri-sebenarnya sambil mengakui kelemahan diri-, mereka memang berbakat menulis. Ya, bakat menjadi kambing hitam untuk mendakwa diri yang tidak bisa menulis seperti mereka.

Sampai kemudian, saat keinginan untuk menulis diseriusi lebih jauh, saya menemukan ilmu-ilmu atau petunjuk-petunjuk yang menunjukkan kemampuan menulis itu bukan bakat. Mungkin ada, tapi tidak sampai 10%.

Menulis itu ternyata keahlian atau skill. Dan, sebagaimana keahlian-keahlian yang lain, teori hanya diperlukan sebagai dasar, sementara kemahiran didapat dengan sering berlatih. Berlatih terus dan terus berlatih.

Contoh sederhana, ini sering diberikan oleh para mentor menulis, adalah mengendarai sepeda. Awalnya, naik sepeda dipegangin. Terus dilepas sekali-kali. Terus bisa sendiri. Dan, semakin lama semakin mahir, bahkan untuk melewati jalan sempit, berkelok-kelok mengikuti jalur angka 8, jumping, lepas tangan, dan lain-lain.

Begitupun menulis, harus banyak berlatih. Itu yang saya dapat saat menseriusi keinginan untuk menjadi penulis. Apalagi setelah saya menemukan satu quote menarik di sebuah buku.

"Tidak ada penulis hebat. Yang ada penulis terlatih dan beruntung."

Ya, mereka-mereka, yang namanya tertulis di cover buku-buku best seller itu bukan penulis (ujug-ujug) hebat. Mereka adalah penulis-penulis terlatih yang beruntung.

Kata terlatih jelas menunjukkan arti mahir karena sering berlatih. Kata terlatih mengandung makna sudah berlatih ratusan, atau bahkan ribuan kali.

Mereka terlatih menulis bukan hasil dari membaca puluhan buku tentang menulis tanpa praktek menulis. Mereka terlatih menulis karena sudah menulis ribuan kali. Sebelum menghasilkan buku-buku best seller, mereka awalnya juga menulis biasa saja, bahkan mungkin bisa dikatakan jelek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline