Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

The Admiral

Diperbarui: 16 Januari 2022   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: CJ Entertainment via Pinterest

Perang dan kolosal. Dua kata itu yang saya tangkap dari beberapa review terhadap film ini, sehingga saya memutuskan nonton film Korea ini. Padahal, sungguh, sebenarnya saya ga terlalu suka film Korea.

Film dengan biaya produksi fantastis ini diangkat dari kisah nyata dan lebih dikenal dengan nama "Battle of Myeongnyang", karena pertempuran terjadi di Selat Myeongnyang. Berseting pada tahun 1597 saat dinasti Joseon berkuasa. Waktu itu Korea harus menghadapi serangan kekaisaran Jepang yang sangat kuat, baik darat maupun lautan.

Film yang konon menjadi film terlaris Korea sepanjang masa ini berkisah tentang Laksamana Perang (Admiral) Yi Sun-Shin, seorang Laksamana yang sudah beberapa kali berhasil mengalahkan angkatan laut kekaisaran Jepang.

Di film ini Jepang berniat membalas kekalahan sebelumnya dengan mengerahkan 330 kapal perang. Berita pengerahan armada perang Jepang ini sudah membuat takut angkatan laut Korea. Karena situasi darurat, Laksamana Yi Sun-Shin diperintahkan Raja untuk memimpin angkatan laut Korea. Padahal saat itu dia sedang menjalani tahanan dan divonis hukuman mati, karena dianggap melakukan makar.

Sebagai prajurit yang loyal kepada negara, Laksamana Yi Sun-Shin menerima tugas itu. dia pun menyiapkan strategi dengan membuat kapal perang khusus yang disebut Kapal Kura-Kura. Sayang, menjelang pertempuran terjadi, kapal perang itu dibakar anak buahnya yang berkhianat.

Terbakarnya Kapal Kura-Kura semakin merontokkan nyali pasukan Korea, yang sebelumnya sudah jatuh. Mereka pun melakukan berbagai cara, membujuk Laksamana Yi Sun-Shin untuk tidak melawan angkatan laut Jepang. Bahkan sampai ada yang hendak membunuhnya, namun Sang Laksamana tetap teguh pada pendiriannya. Dengan intrik yang lumayan menguras emosi, Laksamana terus meyakinkan pasukannya untuk terus maju.

"Jika satu orang berjuang, dia bisa mengalahkan ribuan orang." Kalimat itu Laksamana Yi Sun-Shin ucapkan dengan lantang di hadapan pasukannya yang pesimis.

Film menunjukkan momen yang syarat drama, saat Laksamana Yi Sun-Shin membangkitkan semangat pasukannya. Termasuk meyakinkan sang anak, Lee Hwe, saat bertanya, "Ayah, mengapa ayah memutuskan berperang kembali padahal Raja menginginkanmu mati?" Dia hanya menjawab singkat, "Kesetiaan."

Persiapan pertempuran menghadapi angkatan laut Jepang, Laksamana Yi Sun-Shin mempelajari karakter arus air di Selat Myeongnyang. Kapan air mengalir tenang, kapan terjadi pusaran, dan berapa lama pusaran air terjadi.

Film memasuki momen yang semakin menegangkan, saat hari H Jepang menyerang Korea dengan 330 kapal perang yang terlihat kokoh, besar dan garang dengan warna hitam legamnya. Pasukan laut Jepang dipimpin oleh "Raja Bajak Laut" Jendral Kurushima, yang juga mempunyai motivasi lain yaitu balas dendam karena saudaranya mati di tangan Laksamana Yi Sun-Shin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline