Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Membahagiakan Allah SWT

Diperbarui: 14 Januari 2022   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Di tulisan kemarin dijelaskan bahwa solusi dari semua permasalahan adalah membaca istghfar. Membaca istighfar maksudnya mengucapkan kalimat 'astaghfirullah' yang artinya 'aku memohon ampun kepada Allah Swt'.

Kenapa dengan memohon ampun (bertaubat) kepada Allah Swt segala permasalahan akan selesai?

Sebagai jawabannya, saya akan menceritakan sebuah kisah.

Dikisahkan, di suatu hari ada seseorang yang menempuh perjalanan dengan mengendarai kuda. Perjalanan yang jauh mengharuskannya membawa perbekalan yang banyak, ditambah beberapa barang lainnya membuat punggung kuda penuh dengan barang. Hanya menyisakan sedikit tempat untuk dia duduk.

Setengah hari lebih dia telah menempuh perjalanan. Terik matahari yang menyengat membuatnya berniat untuk beristirahat. Dia pun turun seraya membawa tempat minumnya dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang. 

Perjalanan yang melelahkan membuat perutnya menagih untuk diisi. Tetapi dia memutuskan untuk mengaso sebentar sebelum mengisi perut, kecuali beberapa teguk air saja untuk mengisi perutnya.

Angin mengalir sepoi-sepoi membuatnya terlelap, lupa akan lapar, lupa akan segalanya. Teduhnya pepohonan yang menghalangi sinar mentari, menambah nikmatnya tidur. 

Baru terbangun setelah setengah jam setelah tertidur. Saat membuka mata, terkejut dia. Kudanya tidak ada. Rupanya tadi dia lupa mengikat tali kekang kudanya.

Seketika lemas, seolah semua tulang di dalam tubuhnya menghilang. Sedih, kecewa, kesal, bercampur tergambar di raut mukanya. Bagaimana tidak, semua perbekalan ada di atas kudanya, padahal perjalanan masih jauh. Kebingungan melanda pikirannya. Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Melanjutkan perjalanan atau kembali pulang sama saja. Dia sudah menempuh perjalanan setengah hari lebih. Itu dengan berkuda, kalau berjalan kaki tentu lebih lama. Tidak ada yang bisa dia lakukan, hanya menyelonjorkan tubuhnya kembali. Pasrah. Saat itu dia merasa menjadi orang yang paling menderita sekolong langit.

Tiba-tiba, di tengah keputus-asaannya kudanya kembali, lengkap dengan semua barang yang dibawanya. Tidak ada satu pun yang hilang. Tentu saja dia sangat gembira. Harapannya yang hilang pun tumbuh kembali. Seluruh aliran darah mengalir kembali. Dia pun langsung memeluk leher kuda saking bahagianya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline