Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Sumur

Diperbarui: 11 Januari 2022   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

"Lan, habis makan kamu isi bak mandi, kosong tuh." Ayah Alan keluar dari kamar mandi sambil menghanduki rambutnya.

Enggak punya alasan untuk menolak, Alan hanya mengangguk. Selain itu, Alan tidak mau ambil resiko dihukum kalau tidak menurut.

Menimba air untuk mengisi bak mandi memang pekerjaan ayahnya, Alan kadang-kadang saja disuruh kalau kebetulan ayahnya belum pulang kerja, atau sedang mengerjakan sesuatu yang tidak bisa ditinggal. Pekerjaan yang cukup melelahkan bagi Alan. Untuk mengisi penuh bak mandi perlu belasan kali menarik ember dari dalam sumur yang lumayan dalam.

Selesai makan Alan langsung ke sumur. Baru setengah bak mandi terisi, saat narik ember yang kesekian kali tiba-tiba permen loly di sakunya jatuh.

Alan mendengus kesal seraya melihat ke dalam sumur. Permen yang dibelinya di warung Bu Mul tak sempat dinikmati. Alan melanjutkan menimba, saat mau menuangkan air ke bak mandi terlihat ada sesuatu di dalam ember. Sesuatu yang berwarna cerah, kontras dengan air yang jernih.

Alan pun meraih sesuatu tersebut. Ternyata sebuah batu. Batu yang berwarna merah kekuningan. Alan bingung, dari mana batu itu, dia lalu memasukkan batu ke saku celana dan melanjutkan menimba.

Malamnya Alan bercerita ke Siti. "Kak, ada yang aneh tadi waktu Alan nimba."

"Apa?" Siti menjawab pendek tanpa mengalihkan wajahnya dari buku.

"Ini!" Alan mengangkat batu berwarna merah kekuningan.

"Apa itu?" Siti meletakkan buku dan mendekatkan wajahnya ke batu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline