Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Pensiunan yang ingin terus menulis

Gejolak Fitnah (5)

Diperbarui: 23 Februari 2021   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KolPri

Sebuah fragmen kelam dalam kehidupan Rasulullah SAW. Sebuah pembuktian, bahwa cinta dan ketaatan mampu meredam gejolak fitnah.

Setelah sebulan Aisyah menderita, menanggung kesedihan dan rasa malu. Akhirnya, Allah SWT menurunkan sepuluh ayat dari surat An-Nuur, yaitu ayat 11 sampai ayat 20, perihal berita dusta ini. Selain untuk mengklarifikasi tuduhan terhadap Aisyah, ayat inipun menginformasikan bahwa penyebar fitnah tersebut adalah orang-orang di sekitar mereka, yang bergaul setiap hari dengan mereka.

Dengan turunnya ayat ini, maka permasalahan ini pun menjadi jelas. Rasulullah SAW dan Aisyah pun merasa lega. Begitu juga yang dirasakan oleh kaum Muslimin, namun mereka merasa marah terhadap orang-orang yang ikut andil dalam mencoreng nama baik Aisyah.

Salah satunya Abu Bakar, yang marah kepada keponakannya sendiri Misthah yang turut menyebarkan fitnah terhadap Aisyah, padahal selama ini Abu Bakar lah yang menanggung biaya hidup Misthah. Sampai-sampai Abu Bakar kemudian bersumpah untuk menghentikan bantuannya. Namun kemudian ditegur oleh Allah Ta'ala melalui surat An-Nuur ayat 22.

Mendapatkan berita gembiran melalui wahyu Allah SWT, Rasulullah SAW pun tersenyum dan kalimat yang pertama kali beliau ucapkan ketika itu adalah, "Kabar gembira wahai Aisyah!  Allah Ta'ala telah menjauhkanmu dari perbuatan tersebut. Allah Ta'ala telah mengampunimu."

Mendengar ucapan Rasulullah SAW tersebut, ibunya Aisyah berkata, "Berdirilah anakku, hampiri suamimu, berbahagialah, semua kebohongan tentangmu telah terjawab."

"Demi Allah, aku tidak akan berdiri dan menghampirinya dan aku tidak akan memuji kecuali kepada Allah Ta'ala. Karena Dia lah yang telah menurunkan wahyu yang menjelaskan akan jauhnya diriku dari hal itu," jawab Aisyah.

"Allah telah memberi penjelasan bahwa aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan," lanjut Aisyah.

Aisyah tidak mengira kalau Allah SWT menurunkan wahyu, khusus untuk menyelesaikan permasalahan dirinya. Menerima firman Allah tersebut yang disampaikan suaminya, Rasulullah SAW, Aisyah merasa lepas dari semua beban. Wajahnya kembali berseri kemerah-merahan. Begitu juga Abu Bakar dan seluruh kaum Muslimin, merasa berbahagia mendapat kabar gembira tersebut.

--== ++ T A M A T ++ ==--

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline