Mungkinkah dengan menulis kita bisa menjadi kaya? Berapa sih pendapatan yang bisa diraih seorang penulis?
Motivasi seseorang saat menulis memang berbeda-beda, ada yang hobi, ada yang karena idealisme, ada yang karena tugas, ada juga karena kebutuhan ekonomi. Bahkan tidak sedikit sekarang yang menjadikan menulis sebagai profesi. Maksudnya, menulis sebagai mata pencaharian utama. Mendapatkan penghasilan untuk kebutuhan hidup dari menulis.
Darimana saja penghasilan yang diperoleh seorang penulis? Tentu saja dari penjualan buku yang dia tulis. Namun tentu tidak sesederhana itu; menulis buku, menerbitkannya lalu menjualnya. Ada keterlibatan pihak lain, yaitu penerbit. Nah, kaitan dengan penerbit ini, ada tiga pola kerjasama yang bisa dipilih seorang penulis ketika ingin menerbitkan bukunya.
Sistem Royalti
Sistem royalti ini sering diterapkan penerbit-penerbit mayor atau penerbit besar yang sudah punya nama. Dalam sistem ini, semua biaya pencetakkan dan penjualan buku ditanggung pihak penerbit. Penulis akan mendapatkan hak royalti sekian persen, sesuai perjanjian, dari harga jual buku dikali jumlah eksemplar yang dicetak.
Sebagai contoh hitungan sederhana dari royalty sebagai berikut:
Misalkan sebuah buku dicetak 3.000 eksemplar, dengan harga jual Rp. 50.000
Dengan royalti untuk penulis 10%, dan dengan asumsi terjual semua. Maka, si penulis akan mendapatkan fee sebesar :
10% x (3.000 x Rp. 50.000) = 15.000.000
Keuntungan bagi penulis dengan sistem royalti ini adalah dia akan mendapatkan fee dari penjualan buku selama buku itu terus dicetak ulang, dan tentu itu menjadi passive income baginya.