Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Pensiunan yang ingin terus menulis

Sudah Mandirikah Indonesia?

Diperbarui: 15 September 2020   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gara-gara pandemi covid-19, semua negara di dunia sibuk dengan urusan dalam negerinya masing-masing, negara kaya atau negara miskin sama, semua dibuat mumet oleh makhluk super kecil bernama Corona. Amerika Serikat saja yang disebut negara super power kelimpungan, sampai-sampai minta bantuan negara lain.

Apalagi negara kita, Indonesia tercinta ini, yang kaya kagak miskin juga tidak. Sampai tulisan ini saya ketik, korban terus bertambah. Info penambahan korban setiap hari diberitakan media-media elektronik, saking seringnya, sampai seperti informasi perolehan medali Sea Games. Kentara sekali kesulitannya pemerintah kita menghadapi musibah ini. 

Dari penyediaan APD untuk tenaga medis yang sangat minim, kegamangan mengambil keputusan apakah harus lock-down atau tidak, minta bantuan ke rakyat untuk nyumbang, sampai salah menetapkan kondisi negara: harusnya darurat kesehatan malah jadi darurat sipil.

Tapi sudahlah! Itu memang realitanya. Yang mau saya tulis adalah, ini kesempatan bagi negara kita untuk bisa mandiri. Ya! Mandiri, tanpa tergantung negara lain.

Memangnya negara kita belum mandiri?

Silahkan rasakan sendiri. Hehe ....

Tapi saya akan menuliskan sesuatu, mungkin bisa menjawab, negara kita sudah mandiri atau belum. Tulisan ini diawali pertanyaan yang selama ini ada dalam kepala saya, "Kenapa negara kita tidak memproduksi sepeda motor dan mobil sendiri?"

Sudah 75 tahun kita merderka tetapi sampai sekarang kita belum punya sepeda motor dan mobil ber-merk sendiri. Mobil nasional, itu istilah yang sempat ramai disebut menjelang pemilu yang lalu. Apa kita tidak mampu membuat sepeda motor atau mobil? Jawabannya mampu! Bahkan sangat mampu.

Saya jawab sangat mampu, karena memang negara kita mampu kok. Saya tahu, karena saya kerja di PT. DI (Dirgantara Indonesia) yang dulunya PT. IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) dan dulunya lagi namanya PT. Nurtanio. 20 tahun lebih saya kerja di PT. DI. Jadi tahulah bagaimana sebuah pesawat terbang dibuat.

Coba saja pikirkan atau bayangkan, perbandingan spare part mobil dengan spare part pesawat terbang. Dari sisi jumlahnya: bisa satu banding seratus atau lebih, dari sisi kerumitan bentuknya, dari sisi level kualitasnya, dari dimensinya: bagian wing (sayap) itu bisa satu meter lebih panjangnya, dari sisi rawmat nya harus spesifik, dan lain-lainnya. Intinya, BUAT PESAWAT SAJA BISA, MASA BUAT MOBIL KAGAK BISA?

Dan lagi, bukan hanya bisa membuat pesawat terbang, kita pun bisa membuat kapal laut (diproduksi oleh PT. PAL), kita juga bisa membuat kereta api (diproduksi PT. INKA). Jadi, mustahil kalau ada yang bilang negara kita tidak bisa membuat sepeda motor atau mobil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline