Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Pensiunan yang ingin terus menulis

Lucky Time

Diperbarui: 10 September 2020   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Teringat dahulu waktu kuliah. Saat ingin sekali memiliki scientific calculator, karena ada mata kuliah industrial electronic, yang hitungan-hitungannya njelimet, yang enggak bisa dihitung pakai kalkulator biasa. Keinginan, sudah masuk kebutuhan sih, namun bertemu dengan bajet yang minim, jadinya cuma harapan.

Tetapi kemudian, harapan ada titik terang menuju kenyataan, saat teman menginformasikan bahwa di Gramedia sedang ada diskon. Malam harinya, karena infonya diskonnya hanya malam, meluncur ke Jalan Merdeka. 

Waktu itu di Bandung, Gramedia cuma ada di Jalan Merdeka. Pukul 20 sampai dan langsung menuju area ATK, tidak menuju area buku seperti biasanya kalau berkunjung ke Gramedia. Sedih juga ke Gramedia enggak beli buku. Bukan apa-apa, sekali lagi, ini masalah bajet. Heuh.

Segera melangkah ke rak dimana kalkulator berada, segera mencari yang spesifikasinya sesuai dengan yang diinginkan. Tinggal dua buah, dan harganya setengah uang saku bulananku. 'kok ga ada tulisan diskonnya ya?' lirihku. Segera kuhampiri seorang karyawan yang dekat situ.

"Diskonnya di waktu-waktu tertentu, Mas?" jawabnya saat kutanya.

"Maksudnya?"

"Iya, kita lagi ngadain lucky time, jadi jam-jam tertentu, hanya selama 30 menit, kami akan memberi diskon lima puluh persen untuk semua produk."

"Jam-jam tertentu? Kalau malam ini ada ga, Mas?" tanyaku makin penasaran dan hampir kecewa.

"Ada. Ditunggu saja, nanti ada informasi melalui speaker."

"Biasanya jam berapa, Mas?"

"Ga tentu, tapi biasanya jam-jam segini."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline