Fenomena lebaran 1433 H kali agak istimewa karena pada H-1 sebagian besar bangsa ini merayakan hari kemerdekaan RI ke 67 dengan suasana ramadhan dan kondisi lalu lintas yang padat oleh arus mudik. Sebagai pekerja urban disektor swasta sudah berlenggang meninggalkan ibukota untuk mudik ke kampung halaman masing-masing, namun berbeda dengan pegawai negeri sipil baik yang di Pemda maupun di Pusat, mereka harus melaksanakan upacara terlebih dahulu baru boleh mudik. Ini sudah ketentuan dari satker masing-masing instansi dan ijin cuti pun dibatasi (kuota cuti) hal ini dimaksudkan agar kantor tidak sepi pegawai. Kebijakan seperti ini menimbulkan pro dan kontra diantara intern PNS, namun apadaya sebagai abdi negara harus patuh terhadap ketentuan dan komitmen. Walaupun setiap satker menerapkan displin yang berbeda-beda namun pelaksanaan upacara di satuan kerja berjalan sesuai dengan kebijakan dari pusat. Terlepas dari itu semua, suka tidak suka melaksanakan upacara disaat sebagian orang sudah mudik memang terasa mengusik benak bagi para PNS perantau. kelihatan seperti khidmad tetapi bayangan kampung halaman membayangi, bahkan ada yang membatalkan tiket pulang demi untuk mengikuti upacara. "Inilah resikonya jadi PNS, harus selalu patuh", kata seorang PNS. " Padahal sesuai rencana, hari ini harusnya mudik, terpaksa deh diundur sampai sabtu". tuturnya lagi. "Pengorbanan ini tidak sebanding dengan jasa para pahlawan", katanya menghibur diri. Begitulah disela-sela liputan yang merekam kehidupan PNS muda yang berhasil ditemui disaat pelaksanaan upacara bendera. Upacara dulu baru mudik, okeylah kalau begitu. Dirgahayu kemerdekaan RI ke 67, semoga jaya Bangsa Indonesia. Semoga(USR)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H