Lihat ke Halaman Asli

Urip Hidayat

Guru, penulis pemula, dan pemikir

Renungan Malam

Diperbarui: 29 Maret 2023   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sang gulita telah membisukan mulutnya,
Menyendiri dan menyepi,
Badannya terkapar lunglai,
Setelah seharian berpeluh membanting tulang,
Bertemankan suara jengkerik dan burung hantu,
Dibuai dan dielus oleh dinginnya angin malam yang menembus tulang,
Membuat rahangnya gemeletuk dan bulu kuduknya bergidik,
Dalam keheningan dan gelap gulita,
Termenung dan merenung,
Betapa hebatnya Zat yang menciptakan semua ini,
Semua berjalan harmonis berpasangan berpola dan simetris,
Dengan tanda-tanda-Nya Dia ingin memberitahu,
Jalan terjal dan berliku penuh onak dan duri,
Tak ada yang kekal dan abadi,
Kecuali hanya diri-Nya yang tak berawal dan tak berakhir,
Mendung tak berarti hujan,
Badai pasti berlalu,
Dan setelah gelap terbitlah terang.

Rabu, 29 Maret 2023 (23:34)
Moh. Urip Hidayat
The Prince of Betawi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline