Lihat ke Halaman Asli

Urip Hidayat

Guru, penulis pemula, dan pemikir

Cinta dalam Secangkir Kopi

Diperbarui: 30 Desember 2022   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta dalam Secangkir Kopi

Hangatnya kopi di pagi ini serasa beda
Pahitnya pun terasa sangat pekat
Aku duduk termangu di sudut ruangan
Menunggu diri mu yang tak kunjung datang

Hujan rintik dan lagu sendu menambah syahdu
Dinginnya ruangan menambah terasa pilu
Termenung menatap dinding seolah berkata sabarlah
Dan kopi hangat pun perlahan bersikap dingin

Ku lihat sesosok wanita berkerudung putih muncul dari balik pintu
Berbalutkan jaket yang basah kuyup
Sesaat dia melayangkan pandangan dan melemparkan senyum pada ku
Ku balas senyumnya dengan lambaian tangan

Ku berdiri menarik kursi mempersilahkan dia untuk duduk di sebelah
Dia hanya terdiam menggigil kedinginan dan tersenyum pada ku
Ku pesankan secangkir kopi caramel praline macchiato kesukaannya
Ku dekatkan diri ku duduk disampingnya

Ku tatap wajahnya yg tampak lelah dan kurang tidur
Guratan wajah seorang perempuan tegar
Walau tampak penat dia tetap tersenyum dan tenang
Dengan suara perlahan dia mencurahkan isi hatinya

Bagaimana ia merasa kesepian berjuang seorang diri
Menghadapi beban hidup menjadi single mother untuk kedua buah hatinya
Setiap malam selalu menangis tersedu tak ada tempat untuk mencurahkan segala beban di pundaknya

Fri, Dec 30 2022 07:35 pm

Urip "The Prince of Betawi" Hidayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline