Lihat ke Halaman Asli

Urip Hidayat

Guru, penulis pemula, dan pemikir

Prasasti Cinta

Diperbarui: 7 Juni 2022   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Prasasti Cinta*

Aah mengapa ku harus merana?
Biarlah sudah ku akhiri saja kepiluan ini
Mungkin ini lebih baik
Walau saat ini ku masih galau

Rasa tak menentu bercampur baur
Mengaduk-aduk benci, cinta, dan rindu
Seandainya saja tak pernah bertemu
Mungkin kau dan aku takkan terpatri

Mungkin tak perlu ada sedu sedan ini
Seperti hati diiris sembilu
Rindu yang terlarang ini
Kan ku coba tuk menguburnya dalam palung samudera hati ku

Kan ku panjatkan doa-doa
Tuk mengiringi kepergian rasa itu
Kan ku bangun prasasti abadi
Agar menjadi kenangan indah dalam hidup ku.

Jakarta
Senin, 6 Juni 2022 (20:21)

Moh. Urip Hidayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline