Lihat ke Halaman Asli

Strawberry Lips

Diperbarui: 24 November 2022   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Plak

Tepat sasaran, batin wanita yang sudah berhasil menampar tadi. Amara hanya terdiam setelah mendapat tamparan dari wanita gila didepannya. Satu kelas menjadi saksi bisu atas kejadian tak terduga itu. Atas dasar apa wanita gila ini berani menamparnya.

"Kamu wanita jalang yang sudah merebut pacarku kan?" bentak wanita tadi dengan mata yang hampir keluar dari tempat jika saja teman di sampingnya tidak menahannya.

Amara hanya membisu tak mengindahkan pertanyaan wanita gila itu. Bukannya takut atau menangis,  Amara justru menatap wanita di depannya dari ujung atas sampai ujung kaki dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Wanita di depannya berteriak lagi, mengeluarkan sumpah serapah kepada Amara. Lagi-lagi Amara hanya terdiam, tidak mengindahkan ucapan wanita didepannya.

Sampai pada ujung kesabarannya wanita gila itu menarik rambut Amara dengan kuat. Menariknya dengan sekali hentak. Teman sekelasnya yang berdiam diri memperhatikan kini membantu melerai. Menjauhkan wanita gila itu dari Amara.

"Dibayar berapa kau oleh pacarku untuk menjadi wanita jalang," teriak wanita gila itu sekali lagi.

"Cukup." Amara sudah hilang kesabaran. Ia menghela napas dalam dalam dan membuangnya dengan kasar. Semua temannya terdiam.

Jujur saja Amara sudah tahu ini akan terjadi padanya. Pilihannya untuk membantu Jovan hari itu tidak membuatnya menyesal. Ia justru senang sudah membebaskan Jovan dari wanita gila didepannya ini.

Malam itu, tempat kerjanya tengah ramai pengunjung. Sebenarnya tempat kerjanya itu memang tidak pernah sepi dari pengunjung tapi malam ini dua kali lipat ramainya. Amara bekerja sebagai pelayan bar di sebuah club malam terkenal di tengah kota Jakarta. Tugasnya hanya mengantar minum kepada pelanggan. Tak sedikit pria yang mencoba menggoda Amara selama bekerja. Namun Amara tidak pernah merespon sedikitpun godaan mereka.

Saat mengantar pesanannya di salah satu meja. Ia cukup terkejud dengan apa yang dia lihat kala itu. Baiklah ini bukan yang pertama kalinya kau melihat pemandangan seperti ini, batinnya. Namun tidak bisa ia pungkiri kali ini ia benar benar terkejut. Sebab yang ada di hadapannya yaitu sosok wanita berpakaian sangat minim tengah melakukan hal yang tidak senonoh dengan pria yang bisa dikatakan lebih tua dari mereka. Terlebih wanita dihadapannya adalah teman sekolah menengahnya yang cukup populer. Ok, aku akui pria itu memang tampan. Tapi bagaimana bisa, bukankah wanita itu sudah memiliki kekasih yang cukup populer juga di sekolahnya.

Namun Amara memilih untuk tidak acuh. Ia segera menjauh dari meja dan keramaian. Amara melangkahkan kakinya menuju pintu belakang tempat pembuangan sampah. Ia menghela napas dalam dalam membiarkan udara kota menggerogoti paru parunya, lalu membuangnya dengan kasar. Merasa sudah cukup sesi istirahatnya Amara segera kembali ke dalam tempat kerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline