Kemudian
Tuhan kembali menguji aku..
Aku sepertinya telah bosan
Mengikuti langkah Tuhan
Selalu saja
Apabila
Aku menangis dalam diamku
Selalu
Seperti mentari
Sinar menumpukan hangat
Embun peneduh daun
Pada atap kelopak mawar
Sudah hilang
Gugur sesaat
Tak ada mungkin yang pasti
Setelah aku benar benar
Kehilangn semua rasa ini
Beginilah dunia
Kebetulan saja kemarin engkau tertawa
hari ini
tidak memungkinkan lagi..
berhentilah sejenak
rasakan
bagaiman kesenyapan
tanpa brisik dunia
tenang..
tenanglah
masuklah
duduklah
berbaringlah
pejamkan
resah rasa
mati dalam rasa
dan
tenang lagi..
Renungkanlah
Tuhan lah kekejaman itu,
Atau aku yang hendak serakah menjadi Tuhan?
Larantuka, 03 oktober
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H