Pemimpin adalah harapan dan panutan bagi yang dipimpinnya.Lalu apakah yang diharapkan jika sang pemimpin selalu memberikan panutan-panutan yang tidak memberikan pencerahan. Anak-anak adalah generasi penerus yang pasti,dipundak dialah kita berharap suatu bangsa akan berdiri utuh dan menapak kejayaan. Pemimpin adalah seseorang yang mampu melihat jauh kedepan tanpa memandang batasan-batasan yang dipimpinnya. Dipundak pemimpinlah kita berharap kesejukan,kenyamanan dan ketentraman. Kita benci diadudomba,kita benci dipecah belah dan kita benci dikotak-kotakan dalam sebuah golongan. Kita adalah satu negeri yang satu walau berbagai suku dan Agama. Disaat pemimpin melihat generasi penerusnya sebagai beban adalah pemimpin yang galau akan kekutiran akan dirinya sendiri. Cermin ketulusan telah membatu menjadi kedengkian hingga melihat generasi penerusnya menjadi beban akan kesehariannya. Lalu kepada siapa lagi generasi ini mendamba manakala sang pemimpin galau akan dirinya sendiri. Melihat canda dan tawa yang ditampilkan oleh pemimpin yang satu ini, kita tentunya sangat iri dengan beban yang sangat berat dipundaknya namun kesempatan untuk bercanda dan berguaru dengan generasinya penerusnya patut kita acungkan jempol. Presiden Barack Obama berbicara dengan orang-orang di luar restoran Corners Kozy di Oak Harbor, Ohio, 5 Juli 2012
Presiden Barack Obama menyambut siswa kelas dua di Sekolah Dasar Long Branch di Arlington, 17 Desember 2010.
Presiden Barack Obama berbagi kue stroberi dengan anak saat makan siang di restoran Corners Kozy di Oak Harbor, Ohio, 5 Juli 2012. Dalam puncak peringatan Hari Anak Nasional, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat ngambek. Karena, ada beberapa orang yang kedapatan tertidur saat ia sedang berpidato di depan anak-anak. "Coba itu bangunkan yang tidur ya. Ada satu dua yang tidur karena ngantuk," katanya tiba-tiba di tengah pidato yang sedang dibacanya. Tidak diketahui teguran itu ditujukan kepada siapa. Meskipun ada orang-orang dewasa, peserta yang hadir sebagian besar adalah anak-anak Indonesia dari berbagai daerah, suku, agama, bahkan anak-anak dari daerah perbatasan.
Salam kompasiana
Terimaksih to : Kompas.com & Republika.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H