Lihat ke Halaman Asli

Urbanus Rohit

we must study hard

Penggunaan Media Sosial Berlebihan Kian Memprihatinkan

Diperbarui: 29 November 2021   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap pribadi memiliki kebebasan untuk mengakses segala bentuk informasi dan komunikasi  di media sosial yang berkembang pesat saat ini. Tidak terkecuali pula bagi warga negara Indonesia. Warga negara Indonesia sangat akrab dengan segala jenis media sosial. Karena itu ada begitu banyak hal yang terjadi di dalamnya. Sekarang ini media sosial berperan penting bagi anak-anak, remaja, serta orang dewasa untuk mengungkapkan berbagai ekspresi yang seharusnya tidak perlu diungkapkan. 

Namun, sayangnya terdapat banyak caci maki, penghinaan, ujaran kebencian, dan diskriminasi, sehingga membentuk kebiasaan berkomunikasi yang sangat buruk. Kita sering menjumpai kekeliruan tersebut di media sosial seperti facebook, instagram, twitter, line, whatsapp, dan lain-lain. Hal ini memberi dampak yang buruk pula bagi kualitas hidup berbangsa dan bernegara. Maka setiap pribadi memerlukan pemahaman yang baik dan benar terkait dengan etika komunikasi dalam bersosial media.

Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berkenaan dengan tingkah laku dan karakter manusia yang baik dan benar. Karakter yang baik menjadi modal untuk berkomunikasi dengan sesama. 

Menurut Ketut Manik Astajaya dalam jurnal ilmiah ilmu agama dan sosial budaya, etika komunikasi yang baik dalam media sosial adalah jangan menggunakan kata kasar, provokatif, porno ataupun SARA, jangan mengunggah artikel atau status yang bohong, jangan menyalin artikel atau gambar yang mempunyai hak cipta, serta memberikan komentar yang relevan. 

Maka perlu bagi kita semua menjaga kenyamanan bersama dalam menggunakan media sosial. Sederhananya etika komunikasi berhubungan erat dengan perilaku kita untuk menyikapi komunikasi yang baik dan benar di dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Kita diminta untuk menimbang baik atau buruknya komunikasi di sekitar kita termasuk di media sosial. Ketika kita sudah mengetahui hal tersebut tentu kita pun dapat dengan bijak bertutur kata, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Oleh kerena itu, kita harus belajar untuk mengenal etika komunikasi ini.

Manusia diwajibkan untuk bertutur kata dengan jujur dan bertanggung jawab agar menghasilkan kenyamanan bersama. Maka penting adanya kesadaran diri bagi penikmat media sosial agar senantiasa mematuhi segala bentuk peraturan yang dikeluarkan dan disahkan oleh negara. Agar terjalinnya komunikasi yang jelas dan baik serta dapat dipertanggungjawabkan. 

Dalam hal ini, pemerintah harus tegas untuk menindaklanjuti perkembangan komunikasi yang terjadi di media sosial. Pemerintah bertanggungjawab untuk menjelaskan dan menegaskan peraturan yang telah disepakati oleh negara. 

Negara kita sudah dijuluki sebagai negara yang memiliki netizen paling buruk se-Asia Tenggara termuat dalam artikel yang telah tayang di Kompas.com dengan judul "Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara, Pengamat Sebut Ada 3 Faktor Penyebab", Kompas.com - 26/02/2021, 19:45 WIB. Berdasarkan laporan dari Digital Civility Index (DCI) tersebut sungguh membuktikan bahwa negara kita perlu dibimbing untuk beretika dalam bersosial media.

Baihaki memandang bahwa bangsa Indonesia saat ini berada dalam kelimpahruahan informasi, tetapi kualitas literasinya atau melek media, terutama media sosial masih rendah. Media sosial seharusnya menjadi sarana bagi kita untuk memperoleh informasi yang berkualitas demi perkembangan diri. 

Namun, peluang ini tidak digunakan dengan baik oleh segenap warga negara kita. Bahkan sebaliknya, ada begitu banyak bentuk penyalahgunaan media sosial yang dengan mudah merusak generasi bangsa ini. Sepertinya sudah menjadi tradisi di negara kita untuk memelihara budaya komunikasi yang buruk. Komunikasi di game online misalnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline