Penulis: Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi
Ketika berbicara mengenai "aktivis", aktivis bagi saya merupakan individu yang berkomitmen untuk memperjuangkan perubahan sosial atau politik demi kebaikan masyarakat. Mereka seringkali dipengaruhi oleh nilai-nilai idealis yang mendasari perjuangan mereka. Ada banyak orang di dunia ini yang memilih berdiri untuk sesuatu yang mereka yakini dan menjadi aktivis demi perubahan yang lebih baik.
Mereka berdedikasi, penuh semangat, dan berkomitmen untuk melawan ketidakadilan, perlakuan diskriminatif, dan masalah sosial lainnya. Namun, di tengah kerumunan yang menjunjung tinggi nilai-nilai ini, terdapat juga oknum yang mengaku sebagai "aktivis" dan menggunakan momen itu sebagai alat untuk mencapai keuntungan pribadi. Mereka adalah aktivis oportunis, mereka mengambil keuntungan dari tren dan isu-isu hangat tanpa benar-benar memperjuangkan isu-isu tersebut.
Aktivis oportunis menampilkan diri mereka sebagai pejuang yang mempunyai dedikasi dalam memajukan isu-isu tertentu, tetapi sebenarnya mereka hanya memanfaatkan momen yang telah diciptakan oleh rekan-rekan sejawat mereka yang benar-benar berjuang untuk perubahan.
Mereka ikut serta dalam kampanye, tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk meningkatkan popularitas mereka, meningkatkan basis penggemar, atau bahkan mengumpulkan dana secara pribadi. Selama mereka mendapatkan sorotan, apa pun yang mereka dapatkan disebut sebagai kemenangan, tanpa benar-benar memberikan kontribusi yang berarti dan bertanggung jawab terhadap perubahan yang mereka klaim dorong.
Banyak aktivis oportunis terlihat hanya muncul di depan kamera ketika kritis atau penting bagi mereka untuk tampil. Mereka menggunakan isu-isu hangat seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, atau kesetaraan gender untuk menarik perhatian pada diri mereka sendiri. Mereka mungkin memberikan pernyataan yang terdengar bijak, tetapi tidak ada tindakan konkret yang mereka ambil untuk mendukung kata-kata mereka. Aktivis oportunis ini berbicara tentang perubahan, tetapi tidak ada dorongan yang nyata pada tindakan.
Selain itu, aktivis oportunis juga sering kali memiliki agenda tersembunyi di balik tindakan mereka. Mereka mungkin bekerja untuk mencari peran politik yang lebih tinggi. Mereka menggunakan "aktivisme" untuk membentuk citra yang mereka inginkan, tetapi kurang dari itu, niat mereka biasanya adalah untuk mendapatkan keunggulan atas orang lain. Mereka berpendapat bahwa topik-topik yang sedang tren akan membantu mereka meningkatkan reputasi mereka dengan cepat dan mencapai tujuan pribadi mereka di balik pintu yang tertutup dari kegiatan aktivis.
Dalam perjuangan untuk mencapai perubahan yang nyata, kita perlu belajar mengidentifikasi dan menghindari aktivis oportunis. Kita perlu mencari orang-orang yang benar-benar berkomitmen untuk perubahan sosial dan memiliki rekam jejak yang konsisten dalam melawan ketidakadilan. Kita harus mendorong penggunaan platform dan sumber daya kita untuk mendukung mereka yang benar-benar berjuang demi perubahan, dan bukan sekadar mengangkat individu yang mencari popularitas atau keuntungan pribadi.
Dalam dunia yang sering kali dipenuhi oleh aktivis oportunis, penting bagi kita untuk tetap fokus pada nilai-nilai idealisme sesungguhnya dari perubahan yang ingin kita capai. Kita perlu berhati-hati terhadap aktivis yang hanya menggunakan gerakan sosial sebagai sarana untuk mencapai kepentingan pribadi mereka. Kita semua memiliki tanggung jawab terhadap perubahan yang lebih baik, dan penting bagi kita untuk memilih dan mendukung individu yang berdedikasi dengan tulus pada perjuangan ini, bukan mereka yang hanya mencari untung dari situasi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H